TULUNGAGUNG – JATIM | SUDUTPANDANG.ID – Mentari pagi baru saja naik ketika Serma Agus Prasetiyo, Babinsa Desa Bendiljati Wetan, melangkah menyusuri pematang sawah. Di sekelilingnya, hamparan padi hijau yang mulai menguning menandakan masa panen tak lama lagi.
Meski telah menguning, bagi para petani di Desa Bendiljati Wetan, masa panen bukan hanya tentang menunggu hasil, tetapi juga tentang menjaga dan berjuang melawan ancaman yang dapat merugikan.
Bersama anggota Kelompok Tani Karto Nuju Raharjo, Serma Agus kali ini tidak membawa senjata atau menjalankan operasi militer. Ia membawa jaring, semangat gotong royong, dan tekad menjaga sumber penghidupan masyarakat.
Dengan sabar, ia membantu para petani memasang jaring pelindung di atas petak-petak sawah. Bukan hal mudah, tapi setiap simpul yang terikat adalah simbol harapan bahwa padi mereka bisa dipanen tanpa takut dirampas oleh kawanan burung.
“Pemasangan jaring ini adalah langkah sederhana namun sangat bermanfaat. Dengan perlindungan yang baik, hasil panen bisa lebih maksimal dan tentunya berdampak langsung pada kesejahteraan petani,” kata Agus ditemui di area persawahan Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Selasa (19/8/2025).
Bagi Agus, tugasnya sebagai prajurit TNI bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga memastikan petani di wilayah binaannya bisa bertani dengan tenang. Pendampingan pertanian menjadi bagian dari strategi besar dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Ia menilai, di tengah tantangan pertanian, pendampingan yang dilakukan oleh Babinsa mampu menjadi penyemangat tersendiri dan membuat para petani merasa tidak sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa negara telah hadir lewat sosok prajurit TNI yang bersahabat seperti dirinya.
Bagi warga Desa Bendiljati Wetan, pendampingan seperti ini bukan hal baru, namun tetap membawa arti besar. Di sawah-sawah yang menjadi sumber penghidupan mereka, jaring pelindung yang dipasang hari ini menjadi simbol kolaborasi antara TNI dan rakyat.(ACZ)