JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Upacara penurunan bendera Merah Putih dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di Istana Merdeka, Minggu (17/8/2025), menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia. Salah satu sosok yang mencuri perhatian publik adalah Aliah Sakira, pembawa baki dalam prosesi sakral tersebut.
Sebagai bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tingkat Pusat 2025, Aliah mendapatkan kehormatan memegang posisi strategis. Pembawa baki selalu menjadi pusat perhatian karena berdiri di barisan terdepan saat bendera dikibarkan maupun diturunkan.
Dalam prosesi penurunan, Aliah mengembalikan baki berisi Sang Saka Merah Putih langsung kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, selaku inspektur upacara. Tugas ini bukan hanya simbolis, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab besar yang diemban para anggota Paskibraka.
Aliah Sakira adalah siswi SMAN 14 Makassar yang berhasil lolos seleksi ketat Paskibraka tingkat pusat pada Juni 2025. Ia terpilih bersama lima rekannya sebagai perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengibarkan nama daerah di tingkat nasional.
Sebelumnya, Aliah bersama 75 anggota Paskibraka lainnya telah resmi dilantik oleh Menteri Sekretaris Negara di Istana Negara pada 16 Agustus 2025. Pelantikan itu menandai kesiapan mereka untuk mengemban amanah sebagai pengibar dan penurun bendera pusaka di perayaan HUT ke-80 RI.
Aliah lahir di Makassar pada 1 Oktober 2008. Ia merupakan putri dari pasangan Djabbar B dan Azmach Febriany. Dukungan penuh keluarga menjadi salah satu faktor penting dalam perjalanannya hingga bisa berdiri di Istana Merdeka sebagai pembawa baki.
Dalam unggahan Instagram pribadinya, Aliah sempat menuliskan rasa bangga sekaligus tanggung jawab besar yang dipikul. Ia menegaskan bahwa dirinya bersama tim bukan hanya membawa nama sekolah atau kota asal, melainkan juga membawa nama baik Sulawesi Selatan di kancah nasional.
Kehadiran Aliah di barisan Paskibraka pusat menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Ia tidak hanya menjadi representasi generasi muda Makassar, tetapi juga simbol semangat nasionalisme dan pengabdian anak bangsa.(PR/04)