BANTEN, SUDUTPANDANG.ID – Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), KH. Makmun Sukron, menekankan pentingnya sinergi antara ulama (tokoh agama) dan umaro (pejabat negara) untuk menjaga persatuan serta stabilitas Indonesia. Hal ini disampaikan usai dirinya menjadi narasumber dalam sebuah podcast di Banten, Jumat (29/8/2025), yang membahas peran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut KH. Makmun, Islam dan nasionalisme Indonesia bukanlah hal yang perlu dipertentangkan. Justru keduanya merupakan fondasi yang harus berjalan seiring sebagai pijakan moral sekaligus kebangsaan.
“Ulama dan umaro harus saling bersinergi dengan tulus demi kepentingan rakyat. Kolaborasi jauh lebih penting daripada kompetisi, jika kita ingin bangsa ini tetap aman dan damai,” ujar kiai asal Demak yang pernah lama menimba ilmu di Ponpes Futuhiyyah Mranggen.
KH. Makmun menegaskan bahwa menjaga agama sama pentingnya dengan menjaga negara. Tanpa adanya negara yang kuat, masyarakat akan kesulitan menjalankan agama dengan baik. Ia merujuk pada prinsip Himayatu ad-Din wa ad-Daulah wa al-Ummah, yang menekankan keterkaitan erat antara agama, negara, dan umat.
Lebih lanjut, tokoh NU yang pernah menempuh pendidikan di Kairo dan Iran ini juga menyoroti pentingnya menanamkan nilai toleransi, baik antarumat beragama maupun di dalam internal umat sendiri. Menurutnya, hak menjalankan agama sesuai keyakinan adalah milik setiap warga negara yang wajib dihormati tanpa diskriminasi.
“Kebenaran tidak dimonopoli oleh kelompok mayoritas. Kebenaran itu universal dan bisa lahir dari siapa saja, baik dari arus utama maupun non-mainstream. Semua warga memiliki kedudukan yang sama di mata hukum,” tegasnya.
KH. Makmun juga menambahkan bahwa kolaborasi lintas elemen bangsa tanpa memandang suku, ras, atau agama menjadi syarat utama terciptanya harmoni sosial dan integrasi bangsa yang multikultur.
“Itu satu-satunya jalan, that’s the only option,” pungkas KH. Makmun Sukron yang juga pernah menjabat Wakil Ketua PWNU Banten.(PR/04)