Program MBG Menjadikan Siswa SMPN 1 Nguntoronadi Lebih Disiplin dan Fokus Belajar

Avatar photo
Program MBG Menjadikan Siswa SMPN 1 Nguntoronadi Lebih Disiplin dan Fokus Belajar
Suasana belajar mengajar di SMPN 1 Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.(Foto: DNY/Sudutpandang.id)

MAGETAN, SUDUTPANDANG.ID – Suasana berbeda kini terasa di SMPN 1 Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sejak Program Makan Bergizi Gratis (MBG) digulirkan pemerintah, dinamika pembelajaran di sekolah ini perlahan berubah. Dampaknya bukan hanya pada perut yang kenyang, tetapi juga pada suasana hati yang lebih tenang dan semangat belajar yang meningkat.

Sebanyak 368 siswa menerima sajian makanan bergizi setiap hari. Bagi para siswa, program ini tidak semata-mata soal makan gratis, melainkan juga memberikan kenyamanan untuk mengikuti pelajaran.

“Hari ini saya tidak membawa bekal karena sudah ada MBG,” kata Seyla Mutia Handayani, siswi kelas IX.

Kepala SMPN 1 Nguntoronadi, Supardi, S.Pd., M.Pd., mengatakan bahwa sejak program tersebut berjalan, suasana kelas menjadi lebih kondusif.

BACA JUGA  Longsor di Jalan Tembus Sarangan, Pengendara Diminta Waspada

“Mereka tidak lagi gelisah karena lapar, dan itu sangat membantu proses belajar,” ujar Supardi, Rabu (26/11).

Terkait peningkatan akademik, Supardi menjelaskan bahwa meski belum terdapat data yang terukur, secara umum terlihat adanya kenaikan grafik karena siswa lebih betah berada di kelas.

Semangat berbagi turut tumbuh di antara para siswa. Setiap Jumat, mereka mendapatkan tambahan jajanan kering sebagai pengganti konsumsi hari Sabtu. Sehingga hal itu membuat sejumlah siswa memilih menyisihkan uang sakunya untuk berinfaq sebagai bentuk rasa syukur.

Perubahan itu tidak lepas dari tantangan awal. Ketika program dimulai pada akhir Agustus, sejumlah siswa sempat terkejut dengan makanan yang disajikan tanpa monosodium glutamat (MSG).

“Itu tidak berlangsung lama. Hanya butuh waktu sekitar satu minggu hingga mereka terbiasa dan mulai menikmati,” kata Supardi.

BACA JUGA  Digembleng Jadi Kader Ulama di Unida-Gontor, Pelajar Kaltim Selesaikan Pendidikan

Lebih dari sekadar pemenuhan gizi, MBG juga menjadi sarana pembentukan karakter. Siswa dilatih untuk disiplin saat antre mengambil makanan, menjaga kebersihan tempat makan, serta membiasakan doa sebelum dan sesudah makan. Nilai-nilai seperti ketertiban, rasa syukur, dan religiusitas tumbuh seiring rutinitas harian tersebut.

Bukan Sekadar Makan Bersama

Pada kesempatan lain, Bupati Magetan, Hj. Nanik Endang Rusminiarti, M.Pd., menegaskan bahwa MBG bukan sekadar kegiatan makan bersama, melainkan investasi jangka panjang untuk mendukung tumbuh kembang generasi penerus.

“Program MBG ini bertujuan memenuhi kebutuhan gizi putra-putri kita dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujar Bunda Nanik, sapaan akrabnya.

Program MBG menunjukkan bahwa perhatian terhadap kebutuhan dasar siswa dapat memberikan dampak signifikan. Di balik hidangan sederhana itu, tersimpan harapan untuk membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.(DNY/01)