Hukum  

Pengamat Cantik Ungkap Penyebab Maraknya Investasi Bodong yang Libatkan Artis

Nolan Soetiyono, S.Psi (Foto:dok.pribadi)

“Ketika sudah mengidolakan orang, apalagi yang fans garis keras, biasanya sudah tidak rasional lagi berpikirnya. Itulah kenapa perusahaan bodong menjadikan artis sebagai model atau endorse produk mereka.”

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Maraknya korban penipuan investasi bodong yang diduga melibatkan sejumlah publik figur atau artis di Tanah Air, menuai keprihatinan. Salah satu penyebabnya adalah lantaran sebagian masyarakat atau fans berat seorang artis sangat mempercayai pujaannya yang dijadikan sebagai model endorse oleh perusahaan investasi bodong.

Kemenkumham Bali

Pandangan tersebut disampaikan pengamat sosial, Nolan Soetiyono, S.Psi, saat dimintai pandangannya terkait kasus investasi bodong yang diduga melibatkan para selebritas Indonesia.

“Mereka yang menjadi fans atau penggemar artis tersebut berpikirnya sudah tak lagi rasional, sehingga percaya apa yang disampaikan idolanya, termasuk ajakan untuk berinvestasi,” ujar wanita berparas cantik ini, Rabu (25/5/2022).

Nolan mengatakan, seorang publik figur yang notabenenya adalah artis tentunya memiliki banyak penggemar, sehingga perusahaan investasi menjadikannya sebagai model untuk memasarkan produk atau mencari nasabah baru.

“Para fans menjadikan idolanya sebagai role model, jadi apapun yang dilakukan atau dipromosikan oleh artis tersebut, banyak yang trush atau percaya, tanpa berpikir kritis dan realistis, sangat percaya apa yang mereka pasarkan,” ungkap Nolan yang juga mendalami ilmu psikologi.

Para investor yang sejak awal tidak memiliki itikad baik ini, memahami dan membaca kondisi psikologis fans artis untuk membantu men-direct orang-orang mencari nasabah baru.

“Ketika sudah mengidolakan orang, apalagi yang fans garis keras, biasanya sudah tidak rasional lagi berpikirnya. Itulah kenapa perusahaan bodong menjadikan artis sebagai model atau endorse produk mereka,” katanya.

Menurut Nolan, hal ini dapat dicegah jika publik figur atau pihak managemen artis tersebut, teliti terhadap perusahaan dan produk yang akan dipasarkan. Sebelum sepakat teken kontrak sebagai model promosi harus mempertimbangkan banyak hal.

“Mungkin beberapa artis dan pihak manajemen juga kurang aware untuk memfilter produk yang aman, baik dari sisi hukum dan lainnya. Ini juga jadi reminder bagi kita semua. Jangan terlalu mudah percaya terhadap hal yang tidak masuk akal,” pungkasnya.(um)

Tinggalkan Balasan