Talkshow Makin Cakap Digital Sukses Digelar di Fort Oranje Ternate

Indonesia Makin Cakap Digital
Indonesia Makin Cakap Digital

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Manajement Project Literasi Digital Provinsi Maluku Utara sukses menggelar “Talkshow Makin Cakap Digital” di Fort Oranje Ternate, Maluku Utara, pada Sabtu (4/3/2023) lalu.

Gelaran talkshow dan sharing season Makin Cakap Digital tentang Mengenal Audio Digital Untuk Marketing menghadirkan para narasumber dari para konten kreator top dari Maluku Utara Eko Cahyono (Khoko), Rahman Muhammad (Tete Ko) dan Farid Egal.

Kemenkumham Bali

Berdasarkan siaran pers yang diterima Sudutpandang.id, Rabu (8/3/2023), antusias pengunjung talkshow begitu luar biasa.

Mereka ingin mengetahui dan memahami berbagai hal berkaitan dengan tematik tersebut yang dipublikasi secara massif oleh manajemen project literasi digital Provinsi Maluku Utara.

Acara ini menjadi ajang kopdar antara konten kreator dengan para followers. Sembari menikmati hiburan akhir pekan, para pengunjung dibuat kagum dengan aksi panggung para musisi serta dentuman sound system yang membuat suasana semakin meriah.

Guyuran hujan tak menyurutkan semangat ribuan orang untuk menikmati weekend berkesan tersebut.

Terlebih, saat para konten kreator berbagi pengalaman mereka masing-masing dalam menggeluti dunia digital media, baik Facebook, YouTube dan lain-lain.

Tema yang dibahas para konten kreator juga sangat menarik bagi para pengunjung, pemilik sound system, musisi, maupun masyarakat yang terlibat dalam bidang audiovisual atau audio digital, dan kalangan lainnya.

“Berdasarkan pengalaman dalam dunia audio digital, musik menjadi hal penting yang menunjang sebuah pencitraan dengan pilihan lagu untuk dijadikan sebagai latar dari sebuah video,” ujar Farid Egal.

Menurutnya, hal ini akan menciptakan sebuah ingatan yang kuat dari para followers secara emosional. Tentunya akan ikut berpengaruh kepada personal branding sebagai seorang konten kreator maupun sebagai penggiat dunia seni seperti seni musik.

“Pilihan sebuah lagu dengan karakter melodi dan ritme tertentu sangat menentukan untuk menciptakan ingatan orang akan karakter atau identitas kita yang akan dibedakan dari pribadi yang lain sebagai seorang konten kreator yang menggeluti dunia yang sama dengan sesama konten kreator yang lain.” ungkap Farid.

Hal senada juga dipaparkan Koko. Sebagai konten kreator, ia sangat membutuhkan audio digital untuk audio branding.

“Akan terasa sulit dibayangkan seorang konten kreator dalam aktivitasnya membuat konten tanpa adanya dukungan sistem audio yang memadai. Itulah sebabnya audio digital menjadi hal penting dalam urusan audio branding seorang konten kreator,” katanya.

“Tanpa hal tersebut maka terasa mustahil kami bisa bertahan dan menggeluti dunia digital sebagai konten kreator yang memanfaatkan berbagai platform digital seperti YouTube, IG, facebook dan lain-lain,” sambung Koko.

Hal ini dibenarkan oleh Rahman Muhammad, konten kreator yang memiliki suara dan penampilan khas berlagak bagaikan seorang kakek tua (Tete) dalam setiap kontennya.

“Dua hal yang menguatkan identitas pribadi saya sebagai seorang Tete Ko adalah penampilan (visual) dan suara khas (audio), keduanya baik penampilan maupun suara lebih pada karakter seorang kakek tua atau dalam bahasa lokal disebut Tete,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, dua hal tersebut dapat dikatakan sebagai strategi pencitraan dalam menggeluti profesi sebagai seorang konten kreator.

“Dan ini sangat efektif atau tepat sasaran, dimana orang mengenal saya sebagai Tete Ko, maka yang diingat adalah sosok ala seorang kakek tua yang lucu dan menggemaskan berbagai kalangan baik anak kecil maupun dewasa,” ungkapnya.

Personal Branding 

Rahman mengakui pentingnya visual dan audio untuk membangun sebuah personal branding dan audio branding seorang konten kreator sebagai pilihan atas pencitraan maupun strategi. Sehingga ia mampu bertahan dan mendapatkan followers yang lebih banyak lagi.

Penciptaan identitas (pencitraan), lanjutnya, akan menempatkan diri pada penilaian yang berbeda dari yang lain di mata follower maupun masyarakat luas dan pada akhirnya lebih diterima dan lebih mudah untuk diingat tentunya.

“Dan lebih penting lagi adalah pengikut atau followers kita menjadi setia untuk memilih bertahan sebagai followers kita tanpa berpaling dari kita. Jika diri kita para konten kreator diibaratkan sebagai sebuah produk maka situasi seperti ini dapat meningkatkan “penjualan” karena banyak yang tertarik dan tentunya hal tersebut memberikan keuntungan yang lebih bagi kita tentunya,” pungkas Rahman.

Talkshow Makin Cakap Digital diselenggarakan oleh Manajement Project Literasi Digital Provinsi Maluku Utara ini mendapat apresiasi luar biasa.

Selain mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang literasi digital dari para konten kreator lokal, semua yang hadir juga dapat wawasan baru  berkaitan dengan empat pilar literasi digital, yaitu cakap digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital, seperti yang disampaikan pada sesi awal sambutan oleh Regional Director Literasi Digital provinsi Maluku Utara.(PR/01)

Tinggalkan Balasan