Aviary Park Indonesia Mendapatkan Burung Hasil Penyelamatan Yang Dititipkan BKSDA

Burung
Presiden Direktur Aviary Park Indonesia, Michael Sumampau memberikan sambutan pada “grand opening” peresmian pusat konservasi satwa dan tempat wisata ramah lingkungan Aviary Park Indonesia yang berada di kawasan Bintaro Creative District No.15, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten, Senin (24/2/2025). FOTO: HO-Marcomm Aviary Park Indonesia

TANGSEL-BANTEN, SUDUTPANDANG.ID – Presiden Direktur Aviary Park Indonesia, Michael Sumampau menyatakan bahwa pihaknya juga mendapatkan burung-burung hasil penyelamatan yang dititipkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) ke lembaga konservasi satwa dan wisata edukasi yang dipimpinnya itu.

Dalam taklimat media yang diterima di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten, ia menjelaskan mengenai maksud “Bird dan Butterfly Sactuary” (suaka burung dan kupu-kupu) di Aviary Park Indonesia.

Ucapan Sudut Pandang untuk Bupati Pasuruan

“Yang dimaksud Bird & Butterfly Sanctuary adalah Aviary Park Indonesia menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi satwa-satwa yang ada di dalamnya. Kenapa kita memilih Bird Sactuary, karena selain burung-burung yang khusus kita datangkan, kita juga mendapatkan burung-burung hasil penyelamatan yang dititipkan oleh BKSDA ke tempat ini,” katanya.

Sebelumnya, pada Senin (24/2), Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni secara resmi membuka pusat konservasi satwa dan tempat wisata ramah lingkungan Aviary Park Indonesia, yang berhasil mengembangbiakkan ratusan spesies satwa burung yang dilindungi, termasuk kupu-kupu dan artopoda, yang berada di kawasan Bintaro Creative District No.15, Kota Tangsel, Provinsi Banten.

Ia menjelaskan satwa yang dititipkan BKSDA itu, setelah dilakukan penanganan kemudian menjadi jinak, padahal waktu mereka datang terihat sangat ketakutan.

Michael Sumampau mengingat pada Agustus 2024 lalu pihaknya pernah menerima sebanyak 1.240 burung madu pengantin hasil penyelamatan, datang jam 23.00 WIB malam dalam kondisi basah dan lengket akibat air gula di dalam kandang yang sempit, di mana burung ini harusnya “solitaire” tetapi digabung.

BACA JUGA  Rumah David Beckham di London Dibobol Maling

“Malam itu juga tim kami harus beli ratusan kandang-kandang kecil, mencuci mereka dan dimasukkan ke kandang-kandang itu. Pekerjaan ini baru selesai jam 03.00 WIB dinihari,” katanya.

Selain burung, kata dia, pihaknya juga sudah menjadi “Butterfly Sanctuary” dan sudah mengalokasikan sekitar 7.000m2 untuk lahan pakan kupu-kupu dan perawat-perawat yang begitu berkomitmen.

“Hasilnya. kita rata-rata mengembangbiakkan 2.793 kupu-kupu setiap bulannya, tetapi di bulan Januari 2025 karena kita mempersiapkan grand opening maka kita berhasil mengembangbiakan 5.155 ekor kupu-kupu. Total sudah 40 jenis kupu-kupu dengan jumlah 53.065 ekor kupu-kupu yang dikembangbiakan di tempat ini,” katanya.

Sementara itu terkait apa hubungan Aviary Park Indonesia dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni sehingga yang membuka acara grand opening Aviary Park Indonesia, menurut dia, karena Aviary Park Indonesia sebagai lembaga konservasi mengacu kepada Kemenhut, karena menjadi mitra untuk ikut melestarikan alam dan satwa yang dimiliki oleh bangsa ini.

Walaupun, kata dia, harapannya Aviary Park Indonesia bukan hanya menjadi tempat konservasi, tetapi bisa menjadi daya tarik juga bagi wisatawan mancanegara mau mengunjungi Indonesia untuk dapat melihat burung dan kupu-kupu yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Mengenai keberhasilan pihaknya dalam melestarikan satwa, khususnya burung dan kupu kupu, ia menyatakan dalam setahun beroperasional sudah berhasil mengembangbiakan 7 spesies dengan total lebih dari 41 ekor.

Selain itu, ada banyak satwa-satwa hasil penyelamatan yang kondisinya kurang baik, tetapi mereka dapat memiliki rumah baru yang aman dan nyaman, sehingga mereka dapat rehabilitasi di tempat ini.

BACA JUGA  Polisi Tangkap Artis Bobby Joseph Usai Pakai Tembakau Sintetis

Khusus untuk kupu-kupu, Aviary Park Indonesia mengembangbiakan rata-rata 2.793 ekor kupu-kupu setiap bulannya dengan 40 spesies di mana secara total semenjak operasional sudah 53.065 kupu-kupu yang berkembangbiak di tempat ini.

Selain kupu-kupu yang di dalam “dome”, pihaknya memiliki lahan tanaman pakan kupu-kupu yang besar sehingga ada banyak juga kupu-kupu liat yang menikmatinya.

Paru-Paru Kota

Ia menambahkan Aviary Park Indonesia adalah tempat wisata konservasi edukasi yang sangat unik karena berada di tengah kota dan berfungsi sebagai paru-paru kota.

“Kita memiliki 5 ekosistem seperti gurun, padang rumput, hutan, rawa-rawa dan danau,” katanya.

“Paru-paru kota yang kita ciptakan, menjadikan Aviary Park Indonesia tempat yang nyaman untuk satwa-satwa yang ada di dalamnya, sehingga mereka dapat hidup nyaman tanpa rasa takut dan akhirnya mereka dapat berkembangbiak,” tambahnya.

Ia berharap setelah jumlah mereka sudah banyak bisa melepasliarkan kembali satwa-satwa ini di habitat aslinya.

Karena lokasinya berada di tengah kota, maka akses menuju Aviary Park Indonesia pun menjadi sangat mudah, yakni hanya 1 km dari exit tol Viaduct atau 2 km dari exit tol Pondok Aren dan bisa ditempuh dengan hanya berjalan kaki dari Stasiun Kereta Api Pondok Ranji.

Menurut dia ada 5 ekosistem yang diciptakan sehingga menjadikan Aviary Park Indonesia menjadi suaka bagi satwa-satwa yang tinggal di dalamnya, sehingga mereka bisa hidup dan berkembangbiak.

BACA JUGA  Puluhan Bendesa Adat Se Gianyar Sambangi, Kediaman Bendesa Adat Seseh

Di saat satwa-satwa itu nyaman, maka mereka akan jinak dan berani, sehingga di Aviary Park Indonesia ada banyak satwa yang bisa dipegang dan memberikan makan, sehingga pengalaman berkunjungnya menjadi sangat interaktif.

Selain itu, juga ada 2 pertunjukan burung. Yang pertama, adalah burung-burung yang hidup di padang rumput dan burung-burung pemangsa (raptors), yang kedua adalah burung- burung yang hidup di hutan.

Sebelum grand opening, katanya, pada 22 Maret 2023 pihaknya sudah melakukan seremoni soft opening yang dilakuka oleh Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie.

Tetapi waktu itu baru membuka 3 dari 5 ekosistem. Fasilitasnya pun belum lengkap, yakni baru 1 dari 2 pertunjukan burung, ditambah ekosistem terbesar pihaknya, yakni hutan tropis saat itu belum beroperasional.

Sebelum berkunjung ke Aviary Park Indonesia, ia menyarankan sebaiknya masyarakat melihat jadwal kegiatan gratis seperti “keeper talk” untuk beragam satwa dan juga kedua pertunjukan burung.

“Karena melalui kegiatan ini, kita dapat merasakan edukasi yang menyenangkan,” demikian Michael Sumampau. (Red/02)