Bank Muamalat Pimpin Sindikasi Pembiayaan RS NU di Jabar

Chief Wholesale Banking Officer PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Irvan Y Noor (kanan) bersama CEO Edelweiss Hospital Group, Syauqi Mujahid Rabbani (kiri) pada seremoni peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat belum lama ini. FOTO:dok.Bank Muamalat/2022)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memimpin sindikasi pembiayaan pembangunan rumah sakit (RS) milik Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Barat dengan total dana yang disalurkan senilai Rp240 miliar.

Chief Wholasale Banking Officer Bank Muamalat Irvan Y Noor dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Selasa (8/11/2022) mengatakan RS yang berlokasi di Kabupaten Cianjur tersebut menggandeng Edelweiss Healthcare Group dan merupakan RS pertama milik NU di Provinsi Jabar.

Kemenkumham Bali

Ia menambahkan RS ini diproyeksikan akan menjadi rumah sakit modern dan memiliki sarana dan prasarana yang lengkap.

“Pembangunan rumah sakit ini merupakan kolaborasi dari berbagai pihak, khususnya Nahdlatul Ulama, Edelweiss Healthcare Group, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) selaku pemegang saham pengendali Bank Muamalat saat ini. Kami berharap pembangunan rumah sakit ini dapat membantu masyarakat di Jabar untuk mendapatkan fasilitas layanan kesehatan yang lebih baik lagi,” katanya.

BACA JUGA  Polda Metro Jaya Sebut NU Bisa Jadi "Cooling System" Masalah Keagamaan

Penandatanganan “mandate letter” Bank Muamalat sebagai “lead arranger” pembiayaan sindikasi ini telah dilaksanakan di Cianjur belum lama ini dan dihadiri langsung oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

Proyek ini direncanakan akan tuntas pada tahun 2023.

Pembiayaan ini menggunakan akad Ijarah Maushufah Fii Dzimmah (IMFD) dengan tenor antara 8 hingga 10 tahun.

Selain itu, dalam pengoperasian RS akan menggunakan layanan perbankan milik Bank Muamalat di antaranya cash management system, payroll, dan pembayaran QR code Muamalat.

Setelah aksi korporasi berupa injeksi modal dari BPKH senilai Rp3 triliun, Bank Muamalat semakin gencar melakukan penyaluran pembiayaan baik secara bilateral maupun sindikasi.

Hal ini dalam rangka memperkuat portofolio perseroan khususnya di segmen korporasi.

BACA JUGA  2.000 Bibit Mangrove Ditanam BNI di Teluk Benoa-Bali

Dalam informasi PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo belum lama ini memberikan peringkat idA+ dengan prospek stabil kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dan instrumen sukuk mudharabah 2021 Bank Muamalat.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merupakan pionir perbankan syariah di Indonesia, didirikan pada
1 November 1991 yang digagas oleh MUI, ICMI, serta beberapa pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Indonesia.

Sejak beroperasi pada 1 Mei 1992, perseroan terus berinovasi dengan menghasilkan program dan layanan unggulan. Kartu Shar-E Gold Debit Bank Muamalat menjadi kartu chip bank syariah pertama di Indonesia yang dapat digunakan untuk bertransaksi bebas biaya, pada jutaan merchant di seluruh dunia.
Bank Muamalat juga meluncurkan kampanye #AyoHijrah yang mengajak masyarakat hidup berkah dengan menggunakan layanan keuangan yang sesuai dengan syariat.

BACA JUGA  RANS PIK Kejutkan Satria Muda di IBL Tune Up Games

Hingga tanggal 15 dan 16 November 2021 BPKH resmi menjadi PSP Bank Muamalat setelah menerima hibah saham dari Islamic Development Bank (IsDB) dan SEDCO Group. Dengan demikian, total kepemilikan saham BPKH di Bank Muamalat menjadi 82,7 persen.

Selain BPKH saham Bank Muamalat juga dimiliki oleh IsDB sebesar 2 persen dan pemegang saham lainnya dengan porsi sebesar 15,3 persen, kata Irvan Y Noor. (02)

 

Tinggalkan Balasan