Berita  

Berlangsung Khidmat, 78 Pasangan Langsungkan Nikah Massal Gratis yang Difasilitasi Kemenag

Dok.Istimewa

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Suasana khidmat dengan nuansa bahagia terlihat di salah satu hall di JCC Jakarta pada Jumat (5/1). Di ruangan itu, sebanyak 78 pasangan melangsungkan pernikahan massal gratis. Nikah massal itu dalam rangkaian Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 Kementerian Agama (Kemenag).

Pada momen bahagia itu, Kemenag tidak hanya menggratiskan biaya pencatatan nikah. Tetapi sekaligus menyiapkan pelaminan untuk para pasangan mengabadikan momen spesialnya. Kemenag juga menyiapkan bingkisan untuk mahar serta makanan bagi para rombongan pengiring pengantin.

Kemenkumham Bali

Meski sudah disiapkan mahar atau mas kawin, sejumlah pasangan ada yang membawa mas kawin sendiri. Bahkan ada yang membawa mesin jahit sebagai mahar atau mas kawin. Akad ijab qabul untuk 78 pasangan itu dilaksanakan serentak dan disaksikan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki.

BACA JUGA  Diam-diam Pak Tarno Ingin Menikah Lagi, Meski Punya 4 Istri

Kegiatan nikah massal itu rangkaian pembukaan pameran Devotion Experience (DevX). Pameran ini dibuka secara resmi oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas. Dia mengatakan tahun ini, perayaan HAB Kemenag berbeda dengan biasanya. Yaitu lebih banyak menghadirkan kegiatan populer.

“Selama ini isu keagamaan kurang menyentuh anak muda,” katanya. Padahal 55 persen populasi Indonesia adalah anak-anak muda atau kelompok usia produktif.

Menurut Yaqut harus ada upaya baru mendekatkan isu-isu keagamaan ke anak muda. Dia menyebutkan usia Kemenag sudah 78 tahun. Sudah tua untuk usia manusia. Namun dia menegaskan semangat bekerja Kemenag dalam melayani umat beragama harus selalu muda.

Dia juga merespon kegiatan nikah massal secara gratis itu. Menurutnya itu adalah acara bagus. Sebab bagi sebagian orang, menikah itu sebuah kebutuhan. Di sisi lain, banyak orang atau pasangan yang selama ini merasa sulit untuk melangsungkan pernikahan.

BACA JUGA  BPJPH Kemenag Gelar "4th International Halal Dialogue"

“Bukan sulit karena birokrasi yang ada di Kemenag,” katanya. Tetapi sulit untuk urusan printilan dalam momen pernikahan. Seperti sulit menyiapkan hajatan atau resepsi. Dengan adanya nikah massal tersebut, harapannya yang muncul adalah kebahagiaan. Bukan kesulitan-kesulitan yang selama ini dirasakan sebagian pasangan calon pengantin.(03/JP)