Jakarta, Sudut Pandang-Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan 12 nama sebagai staf khususnya di Istana Negara Jakarta.Dari 12 nama yang diumumkan Jokowi, ada 7 nama baru yang diperkenalkan dari kalangan milenial, salah satunya Gracia Billy Mambrasar. Siapakah dia?
Billy Papua demikian ia disapa. Putra kelahiran Papua ini merupakan lulusan Australian National University (ANU) dan sebentar lagi merampungkan studinya S-2 di Oxford serta akan masuk ke Harvard untuk program S-3.
“Billy Papua adalah talenta hebat tanah Papua yang kita harapkan ke depan berkontribusi dengan gagasan positif,” ujar Presiden Jokowi saat memperkenalkan Billy di Istana Negara Jakarta, Kamis (21/11/2019) kemarin.
Billy lahir di Serui, Kepulauan Yapen, Papua. Ia lahir dari keluarga kurang mampu. Sang ayah berprofesi sebagai guru. Sementara, sang ibu membantu ekonomi keluarga dengan menjual kue. Tak jarang, Billy kecil turut membantu sang ibu.
“Dini hari ibu bikin kue, paginya ibu pergi ke pasar jualan. Kami ke sekolah sambil bawa kue untuk dijual,” kenang Billy, sebagaimana dilansir dari Antara.
Rumah Billy kecil tak dialiri listrik, lampu pelita pun jadi teman ketekunan Billy melahap buku-buku pelajaran. Kendati demikian, keterbatasan tersebut tidak membuat jatuh dan mengurangi semangat dalam belajar.
Ia tetap belajar dengan rajin dan tekun, buahnya mulai terlihat ketika ia lulus SMP. Billy mendapatkan beasiswa menempuh pendidikan SMA di Jayapura dari Pemerintah Provinsi Papua.
Saat itu, hanya lulusan terbaik dari sembilan kabupaten yang mendapat beasiswa favorit di kota, ia adalah salah satunya. Otak cemerlang, ketekunan serta doa dan usaha orangtua membawanya kembali mendapat beasiswa afirmasi dari pemerintah.
Ia diterima di Institute Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan.
Hobi menyanyi Billy semasa kecil dilakoninya kembali demi menyambung biaya hidup. Ia benyanyi di mana saja di acara pernikahan, di kafe, bahkan mengamen di jalan-jalan.
Billy Papua pernah diundang untuk magang oleh pemerintah Amerika Serikat dan berbicara di depan State Departement AS. Dalam kunjungannya ke Gedung Putih, pemuda penggemar Ir Soekarno ini bertemu dan berjabat tangan dengan Barrack Obama.
Lepas Jabatan Bergengsi Demi Pendidikan Anak Papua
Setelah lulus kuliah, ia kemudian mendapatkan pekerjaan bergengsi di salah satu perusahaan minyak dan gas asal Inggris.Namun hatinya gelisah, gajinya yang fantastis tidak membuat Billy bahagia.
Setelah berpikir panjang, ia meninggalkan segala gengsi yang diraih. Ia melepaskan jabatannya di perusahaan itu dan fokus mengurus ‘Kitong Bisa’, sebuah yayasan yang memfokuskan diri pada persoalan pendidikan anak-anak di tanah kelahirannya Papua.
“Kitong Bisa” saat ini mengoperasikan sembilan pusat pendidikan di Papua dan Papua Barat. Jumlah relawannya sebanyak 158 yang mengajar sekitar 1.100 anak.
Hebatnya, dana yayasan ini sebagian besar bersumber dari dua anak perusahaan, yakni “Kitong Bisa Consulting” dan “Kitong Bisa Enterprise”.
Billy mengakui, pembangunan sumber daya manusia di Papua tidak selesai dalam waktu dua atau tiga tahun saja. Namun ia yakin apa yang dikerjakannya saat ini adalah salah satu persiapan loncatan peningkatan kualitas SDM Papua di masa depan.
Aktivitasnya di yayasan tersebut itu membawa Billy menempuh pendidikan lanjutan dengan beasiswa, yakni di Australian National University (ANU) dan di Oxford University di Inggris.Red/Her