JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) resmi merilis Rencana Strategis (Renstra) Penanggulangan Bencana 2025–2029. Dokumen ini menjadi acuan utama bagi pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat kesiapsiagaan serta membangun resiliensi bencana dan perubahan iklim di Indonesia.
Sekretaris Utama BNPB, Rustian, menjelaskan bahwa penyusunan renstra ini mengacu pada Asta Cita 8 Program Kerja Penanganan Bencana. Dalam implementasinya, BNPB menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah pusat, BPBD provinsi/kabupaten/kota, hingga masyarakat.
“Renstra ini dirancang untuk membangun resiliensi berkelanjutan melalui kerja sama dari semua pihak. Mulai dari prabencana, respon cepat saat bencana, hingga pemulihan pascabencana,” ujar Rustian dalam Forum Kepala Pelaksana BPBD se-Indonesia di Graha Maja Tama, Mojokerto, Kamis (2/10/2025).
Dalam RPJMN 2025–2029, sektor kebencanaan memiliki sasaran besar yaitu “Terwujudnya Resiliensi Terhadap Bencana dan Perubahan Iklim”. Untuk mencapai target tersebut, BNPB menetapkan lima prioritas utama, yakni:
- Penguatan pencegahan dan mitigasi bencana.
- Peningkatan layanan peringatan dini dan penanganan darurat.
- Pemenuhan kebutuhan rehabilitasi serta rekonstruksi pascabencana..
- Penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
- Kolaborasi nasional dalam membangun resiliensi berkelanjutan.
Rustian menegaskan, setiap pemerintah provinsi dan kabupaten/kota wajib mengintegrasikan strategi ini ke dalam program daerah masing-masing. Dengan begitu, target resiliensi dapat tercapai secara merata di seluruh Indonesia.
Forum nasional ini juga menghadirkan sejumlah pakar dan praktisi kebencanaan sebagai pembicara. Beberapa di antaranya adalah Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Si (Guru Besar Sosiologi Kebencanaan Unhan), Lilik Kurniawan, ST, M.Si (Deputi Kemenko PMK), serta perwakilan dari BPBD Jawa Timur, Kementerian Dalam Negeri, hingga organisasi masyarakat sipil seperti Siap Siaga.
Mereka menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk membangun sistem penanggulangan bencana yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Dengan adanya Renstra Penanggulangan Bencana 2025–2029, BNPB berharap penanganan bencana di Indonesia bisa lebih terukur, cepat, dan efektif. Selain itu, pendekatan ini juga diarahkan agar masyarakat memiliki ketangguhan menghadapi risiko bencana di masa depan.
“Target kita bukan hanya mengurangi kerugian saat bencana, tapi juga menciptakan masyarakat yang tangguh, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan,” pungkas Rustian.(PR/04)