“Bogor Street Festival Cap Go Meh” 2025 Gelar Lomba Foto, Terbuka Untuk Umum

Cap Go Meh
Budayawan sekaligus tokoh masyarakat Tionghoa Bogor, penggagas "Bogor Street Festival Cap Go Meh"(BSF CGM), Guntur Santoso (tiga dari kanan), jurnalis foto senior Hermanus Prihatna, yang pernah menjabat Kepala Divisi Pemberitaan Foto Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA (empat dari kanan), Dandim) 0606 Kota Bogor, Letkol (Inf) Dwi Agung Prihanto, S.Sos, M.Tr (Han) dan beberapa panpel BSF CGM 2025 usai diskusi akan digelarnya lomba foto pertama kali dalam ajang tahunan yang sudah masuk ke-21 penyelenggaraan itu di Kota Bogor, Jabar, Kamis (9/1/2024). FOTO: HO-Panpel BSF CGM 2025

BOGOR-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Ajang pariwisata tahunan “Bogor Street Festival Cap Go Meh” (BSF CGM) untuk penyelenggaraan tahun 2025 untuk pertama kalinya mengadakan lomba foto yang terbuka untuk umum.

Penyelenggaraan lomba foto itu diputuskan dalam diskusi yang dihadiri langsung penggagas pawai budaya Cap Go Meh, yakni budayawan sekaligus tokoh masyarakat Tionghoa Bogor, Guntur Santoso dan jurnalis foto senior Hermanus Prihatna, yang pernah menjabat Kepala Divisi Pemberitaan Foto Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Komandan Kodim (Dandim) 0606 Kota Bogor, Letkol (Inf) Dwi Agung Prihanto, S.Sos, M.Tr (Han) dan sejumlah panitia pelaksana BSF CGM 2025 di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/1/2025) sore.

Kemenkumham Bali

Dalam diskusi itu, Guntur Santoso memberikan arahan bahwa lomba foto — yang merupakan rangkaian dari puluhan kegiatan dalam BSF CGM 2025 — menghadirkan dua kegiatan, yakni pra puncak CGM sebelum tanggal 12 Februari 2025 dan sesudahnya.

BACA JUGA  "Boothcamp Santripreneur" Digelar Baznas Cetak Santri Kreatif-Inovatif Digital Marketing Haji-Umroh

Khusus untuk objek foto dalam lomba dimaksud, kata dia, intinya adalah mengeksplorasi yang disebutnya “ekosistem Surya Kencana”, yakni objek-objek apapun yang berada di sepanjang Jalan Surya Kencana hingga Jalan Siliwangi di Kota Bogor.

“Bisa objek seni-budaya, UMKM, bangunan-bangunan bernilai budaya dan apapun yang menarik bagi peserta yang bisa ‘hunting’ objek foto,” kata Guntur Santoso.

Sementara itu Hermanus Prihatna, yang juga Dewan Penasihat Pewarta Foto Indonesia (PFI) dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa agenda perdana dalam bentuk lomba foto pada BSF CGM diputuskan berlaku umum dan tidak dibatasi dengan kriteria “foto jurnalistik” saja.

“Sehingga, pesertanya bisa pewarta foto maupun publik luas, khususna generasi muda untuk dapat berpartisipasi,” katanya.

Ke depan, kata dia, yakni pada penyelenggaran tahun mendatang, akan dipertimbangkan kepesertaannya dengan kategorisasi, seperti umum, pelajar/mahasiswa dan khusus pewarta foto jurnalistik.

BACA JUGA  Bupati Asahan Hadiri Buka Puasa Bersama PWI

“Dengan adanya lomba foto di BSF CGM 2025 akan ada evaluasi-evaluasi untuk menentukan kegiatan sejenis di tahun mendatang,” kata Hermanus Prihatna.

BSF CGM yang digagas oleh Guntur Santoso adalah ajang yang masuk dalam “100 Calendar of Event” (CoE) Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata.

Acara ini akan menampilkan berbagai pertunjukan, seperti parade seni budaya Nusantara, Liong & Barongsai, marching band, Ba Jia-Jiang, Ogoh-ogoh danMarawis.

Selain pertunjukan, pengunjung juga dapat menikmati kuliner khas Bogor yang tersedia sepanjang rute parade.

Cap Go Meh merupakan perayaan tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dan memohon kebahagiaan untuk semua makhluk hidup.

Sebagi penggagas pawai budaya Cap Go Meh, Guntur Santoso mengatakan awalnya acara tersebut digelar tahun 2000 pascareformasi 1998 dengan semangat mengukuhkan hubungan antarkelompok di masyarakat.

Dala CGM BSF, beragam jenis seni budaya ditampilkan di sepanjang Jalan Surya Kencana hingga Jalan Siliwangi sepanjang 2,1 kilometer pergi–pulang.

BACA JUGA  Panpel Pusat-Lokal Sepakati Jadwal Kegiatan HPN 2025 Banjarmasin

Total jarak yang ditempuh sejauh 4,2 kilometer, di mana pada 2023 lalu puluhan ribu warga memadati tepian jalan dari Pasar Bogor, Gang Aut, hingga pertigaan Jalan Batutulis.

Sejak pukul 17.00 WIB massa sudah memadati jalur pawai budaya. Selepas ibadah shalat Maghrib hingga pukul 24.00 WIB tengah malam. (Red/02)