JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Embel-embel misterius masih menempel pada penyakit hepatitis yang baru saja masuk ke Indonesia. Sejumlah misteri dan ketidaktahuan memang masih melingkupi penyakit yang telah merenggut nyawa tiga anak ini.
Meski belum dapat diketahui jelas apa penyebabnya, ada serangkaian gejala yang dapat diwaspadai terkait hepatitis misterius. Ketua Unit Kerja Koordinasi Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Muzal Kadim, SpAK mengungkapkan bahwa gejala awal yang dapat diwaspadai berupa gangguan pada saluran cerna anak.
“Gejalanya sebagian besar adalah gejala saluran cerna. Jadi biasanya muntah, diare, sakit perut. Demam, karena ini suatu infeksi sering disertai demam,” ujar Muzal beberapa waktu lalu.
“Lalu lebih lanjut lagi ada kuning. Biasanya di kelopak mata itu, di sklera. Jadi kalau kelopak matanya ditarik di sklera mata yang putih itu jadi kuning,” Muzal menuturkan.
Selanjutnya, kuning tersebut bisa berlanjut ke area badan bila kondisi sudah lebih berat. Urinnya pun berubah warna menjadi kecoklatan seperti air teh. Kondisi tersebut kemudian bisa beralih ke hepatitis fulminan.
Kuning Tidak Langsung Muncul di Awal
Hepatitis fulminan merupakan kondisi dimana hati menjadi gagal berfungsi. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan gagal hati akut.
“Hepatitis fulminan bisa menyebabkan kesadaran menurun. Itu kalau sel-sel hatinya sudah banyak yang rusak. Jadi tergantung derajatnya,” kata Muzal.
“Kalau rusaknya makin berat, gejalanya makin berat. Bahkan bisa menurunkan kesadaran, kejang, kalau tidak tertangani bisa menimbulkan kematian,” tambahnya.
Oleh karena itu, sejak awal orangtua harus sudah waspada terkait gejala-gejala tersebut. Sehingga bisa langsung melakukan tindakan pertolongan dengan cepat.
“Pada gejala-gejala tadi, baiknya diperiksa untuk menyingkirkan kemungkinan. Hepatitis kalau awal-awal itu belum bisa dilihat kuningnya. Kalau kuning sudah lebih lanjut, jadi (lakukan) pemeriksaan darah itu,” ujar Muzal.
Pemeriksaan darah satu ini dapat dilakukan guna melihat kadar enzim hati apakah mengalami peningkatan atau tidak.
Menindaklanjuti persoalan satu ini, Kemenkes juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Dengan harapan, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan juga siap untuk melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi.(red)