BANDAR SERI BEGAWAN, SUDUTPANDANG.ID – Indonesia kembali menegaskan peran strategisnya dalam memimpin upaya pencegahan penyelundupan manusia di kawasan ASEAN. Hal ini ditunjukkan melalui partisipasi aktif dalam The 28th ASEAN Directors-General of Immigration Departments and Heads of Consular Affairs Divisions of the Ministries of Foreign Affairs (DGICM) dan pertemuan terkait yang berlangsung di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Selasa (12/8/2025).
Siaran pers Ditjen Imigrasi, Rabu (20/8) menyebutkan, Plt. Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman, memimpin langsung delegasi Indonesia yang terdiri atas perwakilan Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Luar Negeri, serta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bandar Seri Begawan. Delegasi ini bergabung bersama seluruh kepala imigrasi negara anggota ASEAN, Timor Leste, dan Sekretariat ASEAN.
Dalam forum tersebut, Indonesia memaparkan keberhasilan pengungkapan rute penyelundupan manusia melalui kerja sama yang efektif antara aparat penegak hukum nasional dan internasional. Keberhasilan ini menjadi salah satu praktik terbaik (best practice) yang diharapkan dapat diadopsi oleh negara anggota lainnya.
Selain isu penyelundupan manusia, forum juga menyoroti pentingnya peningkatan keamanan di tempat pemeriksaan imigrasi utama. Indonesia menawarkan model transformasi strategis melalui pemanfaatan teknologi canggih, seperti autogate dan kecerdasan buatan (AI), untuk mempercepat proses pemeriksaan sekaligus memperkuat pengawasan keimigrasian.
Usulan kerja sama yang disampaikan Indonesia antara lain mencakup perjanjian lintas batas (Border Crossing Agreement), operasi maritim bersama, serta program pelatihan terpadu bagi petugas imigrasi.
Pada sesi forum intelijen keimigrasian, Indonesia juga memperkenalkan inisiatif Desa Binaan Imigrasi sebagai langkah preemtif dalam mengedukasi masyarakat sekaligus mencegah praktik penyelundupan manusia dan tindak pidana perdagangan orang. Inisiatif ini mendapatkan perhatian positif dari para peserta forum karena menggabungkan pemanfaatan teknologi dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Pertemuan hari pertama DGICM 2025 menegaskan komitmen bersama negara-negara ASEAN dan Timor Leste untuk memperkuat kerja sama lintas batas, memerangi kejahatan transnasional, serta meningkatkan keamanan dan pelayanan keimigrasian di kawasan.
“DGICM merupakan forum strategis untuk membangun sinergi antarnegera dalam menjaga keamanan perbatasan, mencegah kejahatan lintas negara, serta meningkatkan kualitas pelayanan keimigrasian,” ujar Yuldi Yusman.
Yuldi menyampaikan bahwa Indonesia mendorong kerja sama yang lebih erat di kawasan, baik melalui pertukaran informasi, peningkatan kapasitas, maupun pemanfaatan teknologi mutakhir.
“Kami percaya, dengan kolaborasi yang solid, kawasan ASEAN dapat menjadi lebih aman dan tangguh dalam menghadapi tantangan keimigrasian,” pungkasnya.(One/01)