DKI Tempati Kasus Omicron Tertinggi, Total ada 136 Kasus

Dok.Istimewa

JAKARTA,SUDUTPANDANG.ID – Pemerintah mencatat tambahan 274 kasus positif Covid-19 pada Sabtu (1/1). DKI Jakarta juga tercatat sebagai daerah dengan sebaran Covid-19 tertinggi, sebanyak 118 kasus.

Dari angka tersebut, sebanyak 68 diantaranya disebabkan oleh virus corona penyebab Covid-19 varian baru Omicron. Dengan demikian, hingga saat ini, total kasus Omicron di Indonesia mencapai 136 kasus.

Kemenkumham Bali

Tambahan kasus baru tersebut berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, 11 di antaranya merupakan warga negara asing.

Sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang, dan 9 lainnya tanpa keterangan.

“Semua kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” kata Juru Bicara Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia dikutip dari situs resmi Kemenkes, Sabtu (1/1).

BACA JUGA  Tokoh Agama Papua Minta Gubernur Lukas Enembe Agar Taat Hukum

Dengan demikian, total akumulasi Covid-19 di Indonesia sejak kasus pertama terdeteksi pada 2 Maret 2020 tercatat 4.262.994 kasus.

Pada hari yang sama, Satgas Covid-19 juga mencatat tambahan 165 orang sembuh dari infeksi virus corona. Hal itu membuat total kasus kesembuhan menjadi 4.114.499 orang.

Di sisi lain, kasus harian meninggal dunia terkait Covid-19 bertambah 2 jiwa. Dengan demikian, total kasus kematian menjadi 144.096 orang.

Kementerian Kesehatan memprediksi kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron. Hal ini berdasarkan data WHO dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan delta, dan dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan.

Varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah.

BACA JUGA  Pasien Omicron di Indonesia Bertambah Jadi 68 Kasus

Meski demikian, masyarakat diminta tetap waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Menurutnya, upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.

Tinggalkan Balasan