JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Dokter sekaligus selebgram, Richard Lee, akhirnya mengungkap kabar mengenai perjalanannya menjadi mualaf. Dalam sebuah pernyataan, ia mengonfirmasi bahwa dirinya telah memeluk Islam setelah melalui proses pembelajaran yang mendalam selama dua tahun terakhir.
Richard Lee mengaku bahwa selama dua tahun terakhir, ia mempelajari Islam secara mendalam sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
“Selama dua tahun ini aku belajar Islam, dan sampai sekarang juga aku masih terus belajar. Ada beberapa alasan yang membuat aku memutuskan untuk sementara waktu menyimpan kabar ini,” ungkapnya dikutip Sabtu (8/3/2025).
Dokter berusia 39 tahun ini menjelaskan bahwa keputusan untuk merahasiakan statusnya sebagai seorang mualaf bukanlah tanpa alasan. Ia mengutamakan perasaan keluarga dan orang-orang terdekatnya yang masih menganut agama lain.
Richard Lee menuturkan bahwa salah satu alasan utama dirinya menutup kabar ini adalah untuk menjaga perasaan keluarganya.
“Aku tidak ingin menyakiti hati orang lain, terutama keluargaku yang non-Muslim. Aku harus menjaga perasaan mereka,” jelasnya.
Bahkan, ia mengaku sempat meminta Ustaz Felix Sauw dan Ustaz Derry untuk tidak mengumumkan kabar tersebut ke publik.
Selain itu, Richard Lee juga ingin menghindari kesalahpahaman terkait keputusannya memeluk Islam. Ia tidak ingin dianggap mencari perhatian atau popularitas semata.
“Aku ingin dikenal karena diriku sendiri, bukan karena agamaku. Bagiku, agama adalah hal yang sangat pribadi antara aku dan Tuhan. Aku ingin berdakwah, tapi dengan caraku sendiri,” tambahnya.
Sebagai seorang dokter dan figur publik, Richard Lee tetap berkomitmen untuk berkarya dan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Ia berharap perjalanannya dalam memeluk Islam dapat membawa keberkahan dan inspirasi bagi banyak orang, tanpa menimbulkan kontroversi yang tidak perlu.
Keputusan Richard Lee menjadi mualaf tentu menjadi momen penting dalam hidupnya. Namun, ia ingin tetap dikenal karena prestasi dan dedikasinya di bidang kecantikan serta edukasi kesehatan, bukan semata karena perjalanannya dalam beragama.(04)
