JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), Selasa, 8 Agustus 2023 menyelenggarakan workshop literasi politik untuk jurnalis dan profesional media dalam kaitannya dengan pemberdayaan peliputan yang komprehensif.
Workshop dalam rangka Pengabdian Masyarakat FISIP UMJ itu terselenggara atas kerja sama dengan Sudut Pandang, salah satu media nasional yang sudah terverifikasi Dewan Pers. Acara yang memberikan pencerahan terkait bidang politik dan komunikasi bagi wartawan itu berlangsung di kantor pusat Sudut Pandang di Jakarta.
Narasumber dari FISIP UMJ yang menyampaikan presentasi adalah Dr. Asep Setiawan, M.A., dosen berkompetensi bidang hubungan internasional dan jurnalistik yang juga anggota Dewan Pers dan Dr. Tria Patrianti, M.Sos., M.I.Kom., dosen berkompetensi bidang ilmu komunikasi, dengan moderator Boy Hapsoro S.Sos., mahasiswa S2 FISIP UMJ.
Adapun dari pihak Sudut Pandang, personel yang hadir antara lain Aat Surya Safaat, Kepala Biro Kantor Berita Antara New York periode 1993-1998 dan Direktur Pemberitaan Antara 2016 yang kini duduk di Dewan Redaksi, Umi Sjarifah selaku Pemimpin Redaksi dan Rukmana selaku Redaktur Pelaksana.
Dr. Asep Setiawan dalam presentasinya menekankan peran penting literasi politik dalam jurnalisme, pentingnya literasi media di era digital, dan peliputan yang komprehensif. Kesemuanya dapat berkontribusi dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam bidang politik.
Menurut eks wartawan BBC London yang juga pernah menjadi redaktur di Harian Kompas dan di Metro TV itu, literasi politik adalah kompetensi mendasar yang harus dimiliki oleh jurnalis dan profesional media.
“Literasi politik memberdayakan jurnalis untuk memahami seluk-beluk lanskap politik, mengamati dinamika kekuasaan, dan menyampaikan informasi yang akurat dan tidak memihak kepada publik,” katanya sambil menambahkan bahwa literasi politik adalah dasar dari peliputan yang lengkap dan integritas jurnalistik.
“Literasi politik membekali kita untuk memenuhi tanggung jawab demokratis dalam memberikan informasi kepada publik, mendorong transparansi, dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi. Dengan mengembangkan pengetahuan politik, pemikiran kritis, literasi media, dan praktik peliputan sesuai KEJ, kita berkontribusi pada masyarakat yang lebih terlibat dan terinformasi dengan baik,” sambung pria kelahiran Tasikmalaya itu.
Sementara itu Dr. Tria Patrianti menekankan pentingnya dasar-dasar komunikasi dalam melaksanakan tugas jurnalistik dengan tujuan adanya pemahaman dan persetujuan. Menurutnya, komunikasi dinilai berhasil jika seorang jurnalis mampu mempengaruhi opini bahkan mengubah perilaku para pembaca atau pemirsa dari media yang diusungnya.
Kemudian, dalam sesi tanya-jawab pada workshop itu terungkap bahwa permasalahan umum di kalangan wartawan adalah masih rendahnya pemahaman dan pengetahuan literasi politik, dan solusinya adalah memperkuat proses redaksi yang terkait dengan literasi politik, sementara indikator keberhasilannya adalah meningkatnya berita dan laporan bidang politik yang mencerdaskan masyarakat.
Permasalahan lain adalah belum kuatnya penggunaan media sosial sebagai sistem distribusi berita bidang politik, dan solusinya adalah mempelajari penggunaan fitur-fitur media sosial untuk menarik audiens media online. Adapun indikator keberhasilannya adalah meningkatnya pengetahuan awak media dalam pemanfaatan media sosial untuk kepentingan pemberitaan dan laporan bidang politik.(tim)