JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pakar-pakar diabetes Indonesia menggagas gerakan Diabetes Initiative yang bertujuan untuk menciptakan gelombang gerakan hidup sehat dalam upaya pencegahan diabetes Tipe 2, yang arusnya digulirkan oleh anak-anak muda Indonesia yang penuh dengan antusiasme, semangat dan kreativitas.
Dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Jumat (17/2/2023) disebutkan gerakan Diabetes Initiative diresmikan pada tanggal 5 Februari 2023, yang diketuai oleh dr Roy Panusuan Sibarani, SpPD-KEMD, dan di bawah bimbingan Prof Dr dr Sidartawan Soegondo, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE.
Data dari Atlas International Diabetes Federation tahun 2021, menyebutkan jumlah orang yang hidup dengan diabetes di Indonesia untuk kelompok usia 20-79 tahun mencapai 18,9 juta orang, di mana lebih dari setengahnya sudah mengalami komplikasi akibat diabetes.
Angka ini menunjukkan peningkatan dalam 20 tahun terakhir, terutama pada kelompok usia kurang dari 40 tahun.
Hal ini tentu menjadi masalah kesehatan yang penting bagi pemerintah dan masyarakat mengingat beberapa akibat dari komplikasi diabetes yang menyebabkan tingginya biaya kesehatan dan penurunan kualitas hidup.
Aspek lain yang sangat penting adalah promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yang harus menjadi menu utama dalam penanganan diabetes.
Oleh karena itu, pakar-pakar diabetes Indonesia kemudian menggagas gerakan Diabetes Initiative tersebut.
Pencanangan gerakan itu dihadiri oleh banyak pakar di bidang diabetes, dokter-dokter muda yang terlibat pada pelayanan diabetes di rumah sakit/klinik, mahasiswa Fakultas Kedokteran, berbagai organisasi pemerhati diabetes, politikus, serta penyintas diabetes itu sendiri.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 2 hari dengan agenda utama untuk menyatukan pendapat dari berbagai prespekif usia dan profesi.
Berkaitan dengan hadirnya gerakan Diabetes Initiative itu, Prof Sidartawan mengatakan Indonesia punya tanggung jawab untuk mengatasi masalah diabetes karena memberikan sumbangsih yang besar pada tingginya angka diabetes di kawasan “Western- Pacific”. Gerakan harus dimulai oleh anak muda, dan dilakukan untuk anak muda itu sendiri.
Pada diskusi akhir, tambahnya, gerakan Diabetes Initiative ini melahirkan komitmen bersama untuk bergerak serentak membentuk budaya hidup sehat untuk menurunkan angka diabetes di kalangan muda di kemudian hari.
Menurutnya gerakan Diabetes Initiative pada dasarnya adalah gerakan budaya hidup sehat yang dimotori oleh anak-anak muda.
“Oleh karena itu, gerakan ini memanfaatkan teknologi sosial media agar dapat tersebar secara masif. Gelombang hidup sehat diharapkan dapat menular seperti pandemi untuk menciptakan kesadaran dan budaya mengenai pentingnya pencegahan diabetes,” kata Sidartawan.
Sementara itu Roy Panusuan mengatakan, gerakan Diabetes Initiative ini harus menjadi gelombang di tengah masyarakat, yang arusnya tidak pernah surut, namun terus pasang dan menjadi momentum perubahan positif.
“Berbagai strategi gerakan telah dicanangkan agar dapat tersampaikan secara efektif, seperti kompetisi gerakan Joged Diabetes melalui aplikasi TikTok, pembuatan konten edukasi milineal mengenai diabetes, pemilihan Duta Diabetes Muda, serta pembuatan film-film pendek terkait diabetes dan hidup sehat,” katanya.
Ditambahkannya sejalan dengan tema “Young Leadership” yang diangkat pada gerakan ini, keterlibatan muda-mudi dapat mengasah kemampuan kepemimpinan untuk berdampak kepada masyarakat luas.
Dikatakannya terdapat beberapa kelompok yang menjadi titik tumpu dari gerakan Diabetes Initiative, di antaranya mahasiswa di berbagai Fakultas Kedokteran untuk menjadi promotor gerakan di kampusnya masing-masing, kelompok perempuan yang menyuarakan peran krusialnya dalam kesehatan keluarga, serta kelompok kerja yang akan mengadakan “Diabetes Camp” untuk sarana pelatihan para penyintas dan pemerhati diabetes.
Berbagai upaya yang nantinya sudah dijalankan akan dibawa dan dipertunjukkan pada International Diabetes Federation Congress- West Pacific Region di Kyoto, Jepang pada 20-23 Juli 2023.
Hal ini, katanya, tentunya akan menunjukkan eksistensi dan pemenuhan tanggung jawab Indonesia untuk berkontribusi pada kesehatan dunia, khususnya diabetes secara nasional dan juga regional.
“Pada akhirnya, semua gelombang gerakan tanpa surut ini berniat mulia untuk mendukung perubahan budaya hidup agar tercipta masyarakat Indonesia yang sehat dan produktif,” kata Roy Panusuan Sibarani. (red/02)