JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memiliki alasan tersendiri, mengenai pembelian 12 jet tempur bekas Mirage Qatar Air Force (QAF).
“Mirage bekas QAF mempunyai teknologi canggih serupa Rafale, jet tempur masa depan TNI AU yang juga produksi Dassault Aviation asal Perancis. Pemilihan Mirage bekas QAF juga tak lepas karena faktor jam terbang pesawat tergolong rendah,” ungkap Prabowo dikutip Kompas.com.
Kemenhan juga meneken kontrak pembelian puluhan jet tempur Rafale asal Perancis dan berencana mendatangkan F-15EX asal AS.
Sebanyak tiga unit Rafale direncanakan baru tiba di Tanah Air pada Januari 2026. Sedangkan, upaya akuisisi F-15EX masih dalam tahap negosiasi.
Pada intinya, alasan Kemenhan membeli jet Mirage bekas dari Qatar karena Indonesia membutuhkan alutsista pesawat tempur yang bisa melaksanakan delivery secara cepat.
Langkah ini diambil guna menutupi penurunan kesiapan tempur TNI AU yang disebabkan oleh banyaknya pesawat tempur TNI AU yang habis masa pakainya.
Dikatakan, untuk memperbaiki pesawat tempur pun membutuhkan waktu hingga 18 bulan, sehingga otomatis diperlukan pesawat tempur pengganti.
Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha menyebut saat ini status kontrak pengadaan Mirage sudah dalam proses efektif.
“Direncanakan pesawat akan dikirimkan 24 bulan setelah kontrak efektif dan akan ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat,” kata Edwin, Rabu (dikutip Kompas.com 14/6/2023).
Sementara Presiden Joko Widodo/Jokowi telah mengingatkan agar jajaran di Kemenhan tidak membeli alutsista usang.
Dalam rapat terbatas yang membahas kebijakan alutsista di Istana Presiden, Jakarta, Jumat ( 22/11/2019), Jokowi meminta pembelian alutsista harus memperhitungkan teknologi persenjataan.
“Ini akan mempengaruhi corak peperangan di masa yang akan datang. Jangan sampai pengadaan alutsista dengan teknologi yang sudah usang, sudah ketinggalan dan tidak sesuai dengan corak peperangan di masa yang akan datang,” kata Jokowi, dikutip dari Tribunnews.com.
Perlu diketahu, pengadaan Mirage bekas kemudian dituangkan dalam kontrak jual beli bernomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU tertanggal 31 Januari 2023. Nilai kontrak pengadaan ini sebesar 733.000.000 euro atau Rp 11,8 triliun lebih.