Hindari Unhas, IDI Pilih Menghadap Panglima TNI

Wilson Lumi
Ketua Umum Forum Pemred Siber Indonesia Bernadus Wilson Lumi (kiri) bersama eks Menkes dr Terawan Agus Putranto (istimewa)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Respons keras ditunjukkan pihak Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar terkait tudingan salah seorang pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Rianto Setiabudy, yang menyebut disertasi dokter Terawan Putranto tentang “cuci otak” tidak kredibel.

Bahkan disebutkan, adanya dugaan tekanan yang diterima para pembimbing sehingga mantan Menteri Kesehatan itu lulus dalam disertasi berisi metode “cuci otak” tersebut pada tahun 2016 silam.

Kemenkumham Bali

Pihak Unhas pun siap duduk bersama dengan IDI supaya tidak membuat kegaduhan di tengah masyarakat.

Alih-alih menanggapi tantangan tersebut, PB IDI malah mengunjungi Panglima TNI Andika Perkasa di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta pada Selasa (5/4/2022).

Kunjungan tersebut diungkap dokter Arif Budi Satria, ahli bedah RSU Pusat Surakarta melalui akun twitter pribadinya.

BACA JUGA  KPK Dalami Transaksi Keuangan Mencurigakan Lukas Enembe

Menanggapi pertemuan tersebut, Ketua Umum Forum Pemred Siber Indonesia (FPSIN) Bernadus Wilson Lumi mengatakan bahwa pertemuan PB IDI ke Panglima TNI bukan saat yang tepat.

“Bukan saat yang tepat jika IDI melakukan audiensi ke Panglima TNI saat sedang menjadi sorotan masyarakat,” kata Wilson Lumi, Rabu (13/4/2022).

Menurutnya, pertemuan tersebut terkesan mencari dukungan ke Panglima TNI, kendati katanya bertujuan untuk sinergitas IDI dengan TNI untuk ketahanan kesehatan.

“IDI saat ini tengah menjadi sorotan, oleh sebab itu lebih baik para pengurus membenahi masalah internal terlebih dahulu. Apakah kunjungan itu karena IDI khawatir jika akan terbentuk Ikatan Dokter Militer seperti usulan Hendro Priyono?” ujar Wilson.

BACA JUGA  KPK Bentuk Tim Siap Cek Kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe

Daripada menghadap Panglima TNI, lanjut Wilson, lebih baik PB IDI melayani tantangan debat yang dilontarkan pihak Unhas.

“Unhas itu universitas tertua di wilayah timur Indonesia dan telah meluluskan banyak dokter dengan kualitas yang tidak diragukan,” ucap mantan Stafsus Bidang Media Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di era pemerintahan SBY-Boediono.

Sebagai orang Sulawesi, Wilson merasa terusik jika PB IDI meragukan kredibilitas Unhas.

“Saya minta agar PB IDI instropeksi diri karena di dalam tubuh PB IDI diduga banyak kepentingan yang bermain,” tandas wartawan senior ini.

Sementara itu, pihak IDI belum dapat dikonfirmasi.(red)

Tinggalkan Balasan