Hemmen

COVID-19 Meningkat, IDI: Segera Vaksin Ketiga

Tangkapan layar - Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan dalam Media Briefing terkait update kasus COVID-19 di Jakarta, Kamis (3/11/2022). FOTO:dok.Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr dr Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), meminta masyarakat untuk segera mengakses perlindungan vaksinasi dosis ketiga atau penguat di tengah peningkatan angka kasus konfirmasi dan kematian terkait COVID-19 dalam dua pekan terakhir di Indonesia.

“Situasi kasus COVID-19 agak fluktuatif, sebelumnya kami menganggap situasi sudah sangat terkendali, tetapi peningkatan angka ini patut diwaspadai,” kata Erlina Burhan dalam Media Briefing terkait update kasus COVID-19 yang diikuti secara dalam jaringan (daring) di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Ia mengatakan angka konfirmasi COVID-19 sebelumnya berada pada situasi yang stabil sekitar 2.000-an kasus, tetapi pada pekan lalu naik menjadi 3.000-an kasus.

BACA JUGA  Sosialisasi UU Keolahragaan, Menpora Undang Perwakilan Suporter

Menurut Erlina laporan yang mengejutkan terjadi pada 31 Oktober ke 1 November 2022 saat angka konfirmasi melonjak hampir dua kali lipat dari sebelumnya, berkisar 4.707 kasus.

Pada angka kematian, dari sebelumnya pada Oktober 2022 berkisar 16 hingga 19 jiwa, kini mencapai 32 jiwa.

Artinya, peningkatan kematian mencapai dua kali lipat lebih tinggi.

“Ini harus diwaspadai dan perlu diketahui kenapa angka ini meningkat dari sebelumnya yang sempat stabil,” katanya.

Dalam agenda tersebut, IDI menyoroti tentang cakupan vaksinasi dosis ketiga (booster) atau vaksin penguat yang stagnan pada angka 27 persen dari dari target sasaran 234,66 juta orang.

“Masyarakat perlu segera mengakses vaksinasi dosis ketiga di tengah lonjakan kasus,” katanya.

BACA JUGA  Gugur di Papua, Selamat Jalan Prajurit Komando

IDI, kata dia, juga mendorong pemerintah untuk memfasilitasi vaksin dosis ketiga agar mudah diakses masyarakat.

“Saya mendengar dari masyarakat, stok vaksin COVID-19 di daerah tinggal sedikit. Saya tidak tahu apakah ini masalah di logistik atau yang lainnya,” kata Erlina Burhan. (02/Ant)

 

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan