IBL 2026 Digelar 10 Januari, Program Pengembangan Wasit Diperkuat

Indonesian Basketball League (IBL) resmi melaksanakan program pembinaan wasit bertajuk IBL Referee Development Program untuk kedua kalinya di Jakarta, mulai 24 hingga 27 November 2025. (Foto: SP).

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Indonesian Basketball League (IBL) resmi melaksanakan program pembinaan wasit bertajuk IBL Referee Development Program untuk kedua kalinya di lapangan basket Institut Tarumanegara, Jakarta, mulai 24 hingga 27 November 2025.

Program ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan teknis, pengetahuan permainan, serta kualitas pengambilan keputusan wasit yang akan bertugas pada musim IBL 2026.

Pada edisi kali ini, IBL menghadirkan dua instruktur utama yaitu mantan pemain Satria Muda yang membawa timnya menjadi juara NBL Indonesia 2011–2012 sekaligus pelatih basket profesional, Octaviarro Romely Tamtelahitu atau Ocky Tamtelahitu, serta John Rearden, FIBA Global Referee Instructor dan National Referee Instructor Australia.

Keduanya terlibat langsung dalam penyusunan materi, pelatihan fisik, hingga evaluasi wasit selama empat hari.

John Rearden menjelaskan bahwa keterlibatannya berangkat dari komitmen IBL untuk meningkatkan kualitas perwasitan di level liga profesional.

Menurutnya, IBL ingin melakukan investasi jangka panjang agar standar wasit semakin baik dari tahun ke tahun.

“IBL menghubungi saya dengan tujuan meningkatkan kualitas perwasitan dalam kompetisi. Kami berdiskusi beberapa bulan mengenai program apa yang dapat membantu pengembangan wasit, berinvestasi pada sistemnya, dan memperkuat kualitas kompetisi. Dari berbagai masukan pemangku kepentingan, perwasitan menjadi area yang paling menonjol untuk ditingkatkan,” ujar John, Rabu (26/11/2025).

BACA JUGA  Christian Gunawan Akhirnya Mendarat di West Bandits

Ia menambahkan bahwa perannya adalah mendukung manajemen IBL dan tim perwasitan, termasuk menyiapkan kurikulum, memberikan edukasi, membantu persiapan pra-musim, dan memberikan pembinaan berkelanjutan sepanjang musim berjalan.

Menurutnya, seluruh pihak sepakat bahwa kualitas wasit harus bergerak menuju level yang lebih unggul.

“Standarnya sudah baik. Namun masih ada ruang untuk perbaikan, dan itu yang kami lakukan. Kualitas perwasitan ingin kami dorong agar berada di atas standar. Liga ini berat dan penuh pemain berkualitas, sehingga tuntutan terhadap wasit juga tinggi. Tugas kami adalah memastikan pertandingan berlangsung dengan kualitas terbaik, demi tontonan yang baik bagi penonton,” tegas John.

Sementara itu, instruktur sekaligus pelatih profesional, Ocky Tamtelahitu, menuturkan bahwa program ini digelar untuk menjawab pesatnya perkembangan basket di Indonesia yang terjadi beberapa tahun terakhir.

Menurutnya, peningkatan kualitas wasit harus berjalan seiring dengan naiknya level permainan dan kompetisi.

“Basket Indonesia sedang berkembang luar biasa. Kita mau bergerak cepat mengikuti perkembangan dunia, dan salah satu fondasinya adalah wasit. Kami ingin memperkaya pengetahuan mereka, terutama terkait pemahaman basket modern, serangan, pertahanan, hingga antisipasi situasi permainan,” jelas Ocky.

Ia menambahkan bahwa materi pelatihan tahun ini lebih komprehensif, mencakup aspek teknis permainan, manajemen emosi, komunikasi, hingga pemahaman detail situasi pertandingan.

BACA JUGA  Tujuh Pebulutangkis Indonesia Masuk Peringkat 10 Besar Dunia

Kehadiran John Rearden dari Australia, menurut Ocky, menjadi nilai tambah besar bagi perkembangan wasit Indonesia.

Program berlangsung dalam empat hari dengan materi berbeda setiap harinya. Pada hari pertama, sesi dimulai dengan pembukaan dan penyampaian ekspektasi IBL terhadap performa wasit pada musim 2026.

Selanjutnya, peserta mendapatkan materi mengenai pengambilan keputusan berkualitas serta sesi growth mindset untuk membangun pola pikir jangka panjang.

Pada hari kedua, peserta menjalani yo-yo test sebagai standar kelayakan fisik wasit profesional.

Seluruh peserta dinyatakan lolos tes ini. Selain itu, dilakukan simulasi transition officiating atau 3 people in officiating yang mensimulasikan rotasi dan perpindahan posisi wasit saat pertandingan.

Sesi kemudian ditutup dengan kelas bersama John mengenai manajemen kontrol pertandingan.

Pada hari ketiga, peserta mendapat kelas khusus dari Coach Ocky terkait kemampuan membaca situasi permainan.

Wasit diminta menganalisis skenario tertentu, mengambil keputusan, dan menempatkan diri secara tepat sesuai dinamika serangan dan pertahanan.

Selain itu, peserta mengikuti kelas teoretis mengenai IRS (Instant Replay System) dan IOT.

Program akan ditutup pada hari keempat dengan ujian peraturan basket untuk memperbarui pemahaman wasit, serta wrap-up session sebelum penutupan resmi.

BACA JUGA  Erick Targetkan Miliano Jonathans Ikut Laga Uji Coba Timnas

Tahun ini, IBL menghadirkan pendekatan berbeda dibanding tahun sebelumnya. Bila pada 2024 IBL menghadirkan instruktur dari Kuwait, tahun ini mereka mendatangkan John Rearden yang memiliki pengalaman luas sebagai referee manager WNBL Australia dan pengembang kurikulum wasit profesional.

Total 47 peserta mengikuti program tahun ini, terdiri dari 40 wasit aktif dan 7 referee coach. Istilah referee coach menggantikan sebutan asesor, dengan tugas yang lebih interaktif yaitu memberikan penilaian sekaligus pendampingan dua arah kepada wasit.

IBL berharap program pengembangan ini dapat meningkatan kualitas perwasitan, mengurangi kesalahan, serta menghasilkan pertandingan yang lebih adil dan kompetitif pada musim mendatang. IBL 2026 sendiri akan digelar pada 10 Januari 2026.