Tri Indroyono

INDEF: 2024 Ada Potensi Stagnasi Ekonomi Indonesia

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad dalam sebuh diskusi daring di Jakarta, Jumat (11/11/2022). FOTO: dok.Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pada tahun 2024 ada potensi terjadinya stagnasi ekonomi di Tanah Air, demikian dikemukakan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad.

Dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Kamis (28/12/2023), ia mengatakan, faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah perlambatan ekonomi global.

Kemenkumham Bali

Hal tersebut terlihat dari melemahnya permintaan ekspor Indonesia, terutama dari China, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

“Saya kira potensi ancaman ekonomi kita di tahun depan itu ada kemungkinan stagnasi, bahkan mungkin sedikit melambat walaupun tidak besar,” katanya.

“Kita masih punya masalah dari sisi penurunan ekspor impor sampai tahun depan, harga komoditas masih belum bergejolak baik akibat pelemahan ekonomi dunia, sehingga itu yang membuat ekonomi kita tidak bertumbuh tinggi,” tambahnya.

BACA JUGA  Koramil Wonoasih Lakukan Pendampingan Perawatan Tanaman Jagung

Selain itu, kata dia, juga ada faktor domestik yang mempengaruhi, yakni daya beli masyarakat Indonesia yang melemah yang juga menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi.

“Walaupun pemerintah menyiapkan bantuan sosial untuk masyarakat untuk menjaga daya beli, tetapi nilai bansos yang diberikan kepada masyarakat itu nggak cukup untuk meningkatkan daya beli, jadi rata-rata hanya untuk mempertahankan dari kenaikan harga yang bersifat volatile food,” katanya.

Oleh karena itu, Tauhid merekomendasikan beberapa kebijakan yang perlu dilakukan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5 persen pada tahun depan.

Pertama, pemerintah perlu memperkuat ekonomi domestik dengan mengurangi impor dan meningkatkan ekspor ke negara-negara yang pertumbuhan ekonominya masih bagus.

BACA JUGA  WHO Sebut Kasus Covid-19 di DKI Menurun

Kedua, pemerintah perlu meningkatkan daya beli masyarakat melalui efektivitas bantuan sosial, penciptaan lapangan kerja, dan penyediaan fasilitas pendukung.

Selanjutnya Tauhid juga menyarankan agar pemerintah meningkatkan masyarakat kelas menengah melalui program-program yang tepat sasaran.

“Kita harus meningkatkan kelas menengah kita yang tidak tersentuh bantuan, tidak tersentuh program dari pemerintah tapi mereka jumlahnya banyak. Nah, ini perlu pemerintah membuat program karena mereka juga merupakan penggerak penting perekonomian,” katanya.

I juga berharap dengan adanya momentum tahun politik pada 2024, pemerintah bisa memanfaatkan hal tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

“Momentum ini harus dikawal agar nantinya terjadi perbaikan di perekonomian kita agar lebih baik lagi ya,” kata Tauhid Ahmad. (02/Ant)

BACA JUGA  Minggu 9 Februari 2020, di Tambora Ada Festival Cap Go Meh "Krendang Rasa Singkawang"