JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berduka atas berpulangnya Rosa Antonia Kusmardijah, istri tercinta dari mendiang Pollycarpus Swantoro, salah seorang pendiri Kompas Gramedia.
Ibu Swantoro, demikian panggilan akrabnya meninggal dunia dalam usia 86 tahun. Sosok wanita luar biasa ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, pada Jumat (19/11/2021) pukul 04.38 WIB kemarin.
“Ibu tidak punya penyakit apa-apa, meninggal karena sudah sepuh,” tutur Norbertus Nuranto, putra pertama almarhumah saat dihubungi Ketua PWI Peduli Pusat Mohammad Nasir, Jumat (19/11/2021) siang.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Sudutpandang.id, jenazah akan dikebumikan di Dan Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (20/11/2021). Sebelumnya jenazah disemayamkan di Rumah Duka Sentosa Ruang VVIP G lantai dasar, Jalan Abdul Rahman Saleh No. 24 (RSPAD), Jakarta Pusat.
Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari dan Sekjen PWI Mirza Zulhadi menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya wanita kelahiran Yogyakarta 3 Februari 1938 ini.
Semasa hidup, Ibu Swantoro terlibat aktif menghidupkan organisasi IKWI.
Almarhumah tercatat sebagai pengurus IKWI Pusat, ketika kepengurusan dipimpin oleh Ny.Harmoko. Saat itu Harmoko menjadi Ketua Umum PWI Pusat pada tahun 1973 – 1983.
Kemudian Ibu Swantoro juga masih turut mengurus IKWI ketika PWI Pusat diketuai Zulharmans (1983- 1988), Sofyan Lubis, Sugeng Widjaja, Tarman Azam, Margiono (2008-2018), hingga Atal S. Depari (2018- 2023).
Di masa PWI dpimpin Atal S. Depari, ibu Swantoro sudah sepuh. Namanya masih dicantum sebagai penasihat kehormatan IKWI dengan harapan bisa memberi semangat dan inspirasi bagi generasi muda.
“Kami turut kehilangan atas berpulangnya beliau. Ibu Swantoro semasa hidupnya banyak mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk IKWI,” tutur Ketua Umum IKWI Pusat Indah Kirana.
Ketika mendengar kabar duka cita Ibu Swantoro telah tiada, Grup WhatsApp yang menjadi media komunikasi antar pengurus PWI, IKWI, PWI Peduli, dan keluarga, dibanjiri ucapan berbelasungkawa.
“Ibu Swantoro orangnya baik, ramah terhadap siapa saja. Saya beberapa kali ke kediamannya di Kompleks Griya Wartawan, Cipinang Muara, Jakarta Timur,” tutur Taty Fatimah, karyawan senior Kantor PWI Pusat.
Kalangan wartawan senior, antara lain Karim Paputungan, Rita Sri Hastuti, Ilham Bintang (Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat), Suprapto, Slamet Mulyadi, Ketty Syaukoli, dan Umi menyampaikan doa dan ucapan rasa bela sungkawa atas kepergian Ibu Swantoro.
Sementara itu, putranya Nuranto terakhir mendengar ucapan ibunya bahwa ia akan meninggal. Ia pun tidak menyangka karena ibunya sering bercanda.
“Nur saya mau meninggal,” ucapnya mengenang.
Ia menuturkan, ibunda tercinta juga tidak meninggalkan pesan apa-apa.
“Beliau sangat sederhana, jadi orang ya biasa saja,” tutur Nuranto yang teringat pesan ibunya yang sering disampaikan pada anak-anaknya, Paulus Prananto, Henricus Herianto, Emmanuel Ernawan, dan Nuranto sendiri.
“Harus selalu tekun berusaha dan sabar. Nanti akan bisa,” sambun Nuranto mengutip pesan Mama tercinta.
Kini ibu Swantoro yang sabar dan humoris itu telah pergi untuk selamanya. Selamat jalan Ibu Swantoro. Kiranya Tuhan memberikan keabadian abadi di surga bersama suami tercinta P. Swantoro. (*)