Januari Hingga Maret, Tembus 2.215 Kasus DBD di Kota Bandung

96 orang meninggal
Kasus nyamuk DBD di Jabar (foto:Istimewa)

BANDUNG,SUDUTPANDANG.ID – Selama bulan Januari hingga Maret 2024, kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tembus 2.215 kasus di Kota Bandung, Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian menjelaskan
pihaknya mencatat delapan orang meninggal dunia akibat DBD.

Kemenkumham Bali

Diduga penyebaran DBD terjadi di sekolah sebab mayoritas pasien DBD anak duduk di bangku SD dan SMP.

“Mayoritas sakit usia produktif 5 tahun sampai 15 tahun. Anak usia sekolah dari laporan rumah sakit potensi tertular di sekolah atau di masjid,” katanya, Jumat (29/3/2024).

Ia menuturkan, penyebab kasus DBD meningkat salah satunya disebabkan faktor cuaca dimana terjadi kemarau panjang tahun 2023. Pada tahun tersebut, nyamuk bertelur dan menempel di mana saja.

BACA JUGA  Bank Muamalat Pimpin Sindikasi Pembiayaan RS NU di Jabar

“Ketika kemarau gitu (nyamuk) menabung telur. Ketika hujan datang kemudian telur berubah menjadi jentik dan jadi nyamuk,” ujarnya.

Selain itu, faktor lain yaitu kondisi lingkungan relatif banyak sampah. Anhar menambahkan, momen nyamuk menggigit terjadi pukul 08.00-09.00 WIB serta sore hari.

“Anak anak saat itu lagi di sekolah kalau sore hari saat Ramadan ini anak ngaji di masjid. Sekolah dan kelas suasana teduh nyaman,” ucapnya.

Ia menambahkan pihaknya menduga nyamuk Aedes Aegypti telah bermutasi. Sebab banyak laporan pasien mengalami demam biasa dan ternyata merupakan penyakit DBD.

Dikatakan, program Wolbachia saat ini masih belum efektif menurunkan kasus DBD di Kota Bandung. “Sebabnya, program tersebut baru berlangsung di satu kelurahan dan masih dalam tahap pengembangan,” katanya.(RRI/06)