JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Jusuf Kalla alias JK layak menjadi salah satu kandidat calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Hal ini disampaikan Petinggi Partai Demokrat, Syahrial Nasution. Ia menilai JK dan segudang pengalaman dalam memimpin organisasi mampu membesarkan NU.
JK menanggapi usulan Deputi Balitbang Partai Demokrat. Baginya, PBNU adalah organisasi agama yang berisi para ulama dan pemuka agama. Sehingga akan lebih baik bila pimpinannya dari kalangan ulama.
“Nahdhatul Ulama, itu Kebangkitan para ulama. Jadi yang pimpin musti ulama juga,” kata JK usai melantik pengurus Dewan Kehormatan dan pengurus PMI Provinsi Maluku Utara periode 2021-2026 di Ternate, dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).
Sebelumnya, ucapan Syahrial sempat memantik reaksi PBNU. Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) DKI Jakarta, KH Taufik Damas, menanggapi usulan itu menyebut lebih baik bila JK menjadi Ketua Umum Partai Demokrat ketimbang Ketum PBNU.
Agar tak menjadi bola liar, Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra meluruskan pernyataan Syahrial. Herzaky mengatakan usulan JK sebagai calon Ketum PBNU merupakan pendapat pribadi kadernya bukan mewakili partai politik.
“Terkait dengan munculnya wacana usulan Bapak Jusuf Kalla yang notabene Mustasyar NU sebagai calon Ketua Umum PB NU yang dianggap sebagai pendapat Demokrat, kami perlu tegaskan statemen itu merupakan pandangan pribadi saudara Syahrial Nasution sebagai bagian dari warga Nahdliyyin, yang juga ingin berkhidmat pada jemaah dan jam’iyah Nahdlatul Ulama,” papar Herzaky dalam keterangannya, Selasa (16/11/2021).
Herzaky menerangkan, Syahrial merupakan salah satu pembina Yayasan Ponpes Al Fithrah Gunungpati, Ungaran, Kabupaten Semarang. Ponpes ini terhubung ke Ponpes Al Fitrah Kedinding, Surabaya.
“Jadi sekali lagi, statement yang bersangkutan bukan dalam kapasitasnya sebagai pengurus dan kader Partai Demokrat,” tandasnya.(red)