YOGYAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Dunia kuliner dan budaya Yogyakarta berduka. KMT Tanoyo Hamiji Nindyo, yang lebih dikenal sebagai Hamzah Sulaiman atau Raminten, meninggal dunia di usia 75 tahun pada Rabu, (23/4/2025).
Kabar duka ini disampaikan melalui akun resmi Instagram @houseoframinten pada Kamis, (24/4/2025).
“Selamat jalan Kanjeng, terima kasih banyak atas segalanya, engkau tidak hanya pemimpin bagi kami, tapi juga guru dan panutan. Semoga di sana engkau berbahagia, Kanjeng,” tulis manajemen dalam unggahan tersebut.
Hamzah Sulaiman adalah tokoh penting di balik suksesnya House of Raminten dan Hamzah Batik, dua destinasi yang sangat populer di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Kedua tempat tersebut tidak hanya menawarkan kuliner khas dan batik, tetapi juga menghadirkan nuansa budaya Jawa yang kuat dan penuh filosofi.
Lahir pada 7 Januari 1950, Hamzah merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dan bagian dari keluarga pendiri Grup Mirota, salah satu pelopor bisnis ritel dan kerajinan di Yogyakarta.
Hamzah Sulaiman sempat menempuh pendidikan di Jurusan Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), namun tidak menuntaskannya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Jurusan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma.
Di awal kariernya, ia sempat bekerja sebagai pelayan kapal pesiar pada tahun 1970 dan bahkan merantau ke Amerika Serikat. Namun, ketika sang ayah jatuh sakit, ia memilih kembali ke Indonesia dan bersama saudara-saudaranya mengambil alih usaha keluarga: Toko Mirota.
Dari bisnis tersebut, ia kemudian mengembangkan berbagai usaha dengan sentuhan budaya yang kuat. Salah satunya yang paling ikonik adalah House of Raminten, yang dikenal dengan konsep nyentrik, pelayanan unik, dan interior bergaya tradisional Jawa.
Kematian Hamzah Sulaiman bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan rekan-rekan bisnisnya, tetapi juga bagi masyarakat Yogyakarta. Ia telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan budaya lokal melalui dunia kuliner dan pariwisata.
Melalui tokoh Raminten, ia membawa pesan inklusivitas, keunikan, dan cinta budaya lokal kepada generasi muda. Gaya komunikasinya yang khas, berpakaian adat Jawa, serta kepeduliannya terhadap seni dan sosial menjadikannya sosok yang dicintai lintas generasi.(PR/04)