JAKARTA|SUDUTPANDANG.ID – Kelompok Tani Hutan Kofarwis Biak Numfor mendapat penghargaan Kalpataru Tahun 2022 yang dianugerahkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), saat penganugrahan penghargaan Nirwasita Tantra Tahun 2021 dan Kalpataru Tahun 2022 di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Papua, Edward Sembiring mengucapkan selamat atas pencapaian Kelompok Tani Hutan Kofarwis yang menerima penghargaan Kalpataru tahun 2022 dengan kategori penyelamat lingkungan.
“Saya merasa bangga atas kinerja Kelompok Tani Hutan Kofarwis yang telah mendapatkan penghargaan kalpataru. Kerja keras mereka untuk menjaga dan menyelamatkan hutan sejak tahun 1950 patut diapresiasi,” ungkap Edward Sembiring saat menghadiri acara tersebut.
Seperti diketahui, Kalpataru adalah penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang diberikan pemerintah kepada mereka, baik individu maupun kelompok yang dinilai berjasa dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan dan membina perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.
Pada tahun ini, KLHK memberikan penghargaan kepada 11 juara pada 4 kategori yakni Perintis Lingkungan, Pengabdi Lingkungan, Penyelamat Lingkungan dan Pembina Lingkungan.
Edward menyatakan capaian ini merupakan kerja keras semua pihak. Diharapkan dengan adanya penghargaan ini, KTH dapat menjalin jejaring kerja lebih luas dan menularkan hal-hal positif kepada stakeholders lain di wilayah Biak khususnya, dan Ekoregion Papua pada umumnya.
KTH Kofarwis mendapatkan penghargaan setelah mengungguli capaian dari 184 individu atau kelompok yang diusulkan untuk penghargaan Kalpataru tahun 2022. KTH ini merupakan kelompok binaan dari KPHL Biak. Kepala P3E Papua mengucapkan selamat kepada Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup dalam hal ini KPHL Biak.
Kepala KPHL Unit XX Biak Numfor, Melilany M. Lea, juga mengucapkan selamat kepada KTH Kofarwis dan menyampaikan pesan agar penghargaan ini dapat menjadi motivasi dan teladan bagi masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, dari kampung Biak, untuk Papua dan Indonesia.
KTH Kofarwis dinilai layak menerima penghargaan kalpataru dengan kategori penyelamat lingkungan, karena telah menjaga dan memelihara hutan Damar Agathis Labilardieri seluas 2000 ha. Kawasan tersebut merupakan peninggalan masa pemerintahan dari Netherland Nieuw – Guinea sejak tahun 1950-an di Kampung Rimbajaya Adibay yang dijadikan pusat kegiatan kehutanan.
Uji coba Tanaman
Pada tahun 2015, masyarakat di Kampung Rimbajaya melalui KTH Kofarwis bersama dengan tim peneliti dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemulihan Tanaman Hutan (BBPPBPTH) Yogyakarta yang bekerjasama dengan KPHL Biak Numfor melakukan uji coba tanaman Kayu putih (Melaleuca cajuputi) dengan memanfaatkan lahan seluas 5 ha. Jumlah bibit yang ditanam berjumlah 5.000 bibit/ha atau dengan prediksi sekitar 25.000 bibit seluas 5 ha, dan terus melakukan pengembangan tanaman kayu putih hingga saat ini. Hasil tanaman kayu putih disuling dan menghasilkan minyak kayu putih dengan kualitas terbaik sesuai dengan standar SNI.
Saat dilakukan pemanenan dan penyulingan perdana minyak kayu putih pada akhir Tahun 2017, hasil uji coba kadar seniol mencapai 70%. Selanjutnya masyarakat memanfaatkannya sebagai obat gosok di pasaran dengan rata-rata produksi per bulan 30-60 liter.
Upaya pemasaran lainnya difasilitasi oleh KPHL Biak Numfor. Minyak kayu putih dari Rimba Jaya yang diberi nama “Farkin” telah mendapat izin edar dari BPOM Papua sehingga dapat dijual di apotek, toko di dalam kota Biak, luar daerah, hingga luar negeri.
Sejak tahun 2018 KTH Kofarwis melakukan penanaman Damar seluas 15 Ha dan masih melakukan penanaman hingga saat ini. Selain itu, mereka melakukan penanaman jenis kayu sengon, jati, nyatoh, sagu, rambutan, durian, cengkeh, cempedak serta jenis tanaman hortikultura lainnya.(Bkt)