“PB Al-Khairiyah bersyukur selalu istiqomah mendidik dan menanamkan keimanan, tauhid dan aqidah serta mengajarkan keilmuan, menanamkan nilai-nilai akhlaq, dan membangun peradaban generasi Indonesia.”
JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Loyalitas dan komitmen bernegara dan berkebangsaan Al-Khairiyah tidak perlu diragukan, bahkan pendiri Ormas tersebut, Brigjen KH Syam’un gugur dalam perang gerilya membela Tanah Air dari penjajahan Belanda.
“Alhamdulillah selama 98 tahun Al-khairiyah terus berjuang istiqomah mencerdaskan kehidupan bangsa serta turut membangun akhlaq dan peradaban generasi Indonesia,” kata Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al-Khairiyah KH Ali Mujahidin di Jakarta, Sabtu (6/5/2023) sore.
Ketua Umum PB Al-Khairiyah mengemukakan keterangan tersebut dalam kata sambutan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Peringatan Ulang Tahun ke-98 Al-Khairiyah yang dibuka Pj Gubernur Banten Al Muktabar di Gedung Nusantara IV Kompleks MPR/DPR/DPD RI Senayan Jakarta.
Acara itu dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Ketua MPR Yandri Susanto, Ketua Majelis Syuro Al-Khairiyah KH Mansur Muchyidin, Dewan Pakar dan Pembina Al-Khairiyah, pimpinan Ormas Keagamaan, pejabat TNI-Polri serta Direktur pada Direktorat Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Kemenag H Ahmad Zayadi.
Keseluruhan peserta yang hadir pada Ultah ke-98 Al-Khairiyah dan Rakeras 1 PB Al-Khairiyah kepengurusan periode 2021-2026 itu mencapai lebih dari seribu orang, sebagian besar adalah pengurus dan kader Al-Khairiyah dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan pengurus cabang istimewa se- Indonesia.
KH Ali Mujahidin lebih lanjut mengemukakan, Al-Khairiyah memahami makna kemerdekaan bangsa, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika serta UUD 1945 sebagai konstitusi berbangsa dan bernegara. Selain itu Al-khairiyah tegas menyatakan anti radikalisme, anti terorisme, dan anti politik identitas.
“PB Al-Khairiyah bersyukur selalu istiqomah mendidik dan menanamkan keimanan, tauhid dan aqidah serta mengajarkan keilmuan, menanamkan nilai-nilai akhlaq, dan membangun peradaban generasi Indonesia,” katanya.
PB Al-Khairiyah, lanjutnya, juga bersyukur dapat terus berikhtiar memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara, dan diharapkan bukan hanya dalam bidang pendidikan dan pengajaran, tapi lebih kepada pengembangan dakwah sosial, dakwah ekonomi, dakwah politik, dakwah bidang hukum, sampai pada dakwah bidang pertahanan dan keamanan negara.
Sementara itu Pj Gubernur Banten Al-Muktabar dalam pidato sebelum membuka Rakernas Al-Khairiyah mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi Al-Khairiyah yang terus konsisten dan istiqomah dalam turut mencerdaskan bangsa, khususnya memajukan pendidikan umat di Provinsi Banten.
“Ke depan, jika ingin makin maju, generasi muda Al-Khairiyah perlu dibekali dengan kemampuan di bidang teknologi informasi, penguasaan bahasa asing, dan kesiapan SDM yang menguasai ilmu pengetahuan terkait hitung-hitungan dan bersifat kuantitatif,” katanya.
Punya Nama Besar
Pada kesempatan yang sama Wakil Ketua MPR Yandri Susanto menyampaikan harapannya agar ke depan generasi muda Al-Khairiyah bisa menduduki posisi-posisi penting dan sebagai penentu kebijakan, sehingga dapat mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ke depan Al-Khairiyah akan semakin diperhitungkan.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga mengemukakan, Al-Khairiyah mempunyai sejarah panjang untuk bangsa Indonesia serta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perjuangan hingga republik ini merdeka. Al-Khairiyah mempunyai nama besar, apalagi pendirinya, Brigjen H Syam’un telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Catatan sejarah menunjukkan, Al-Khairiyah didirikan oleh tokoh pendidikan yang juga pejuang kemerdekaan, Brigjen KH Syam’un pada 1916 dalam bentuk pengajian yang kemudian pada 5 Mei 1925 dimantapkan menjadi organisasi yang lebih terstruktur dan formal.
Nama “Al-Khairiyah” diambil dari sebuah nama bendungan di Sungai Nil Mesir, dengan harapan dapat menambah semangat juang KH Syam’un dalam dunia pendidikan serta membawa manfaat yang besar bagi masyarakat, agama dan negara, sebagaimana bendungan tersebut yang memberi manfaat bagi masyarakat Mesir.
KH Syam’un yang lahir pada 05 April 1894 di kampung Beji, Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang yang saat itu masih berupa Keresidenan Banten dan masuk ke dalam Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November 2018.
Ketua Umum PB Al-Khairiyah Ali Mujahidin selaku cucu dari KH Syam’un berharap agar anak-anak didik di lingkungan Al-Khairiyah, termasuk para mahasiswa Universitas Al-Khairiyah (Unival) dapat meneladani semangat juang Pahlawan Nasional tersebut dalam kiprahnya memajukan masyarakat, agama, dan negara.
KH Syam’un dalam perjalanan hidupnya juga dikenal sangat menghargai waktu serta selalu berpikir positif, holistik (sinergis), strategis, proaktif, antisipatif, sistematis, dan egaliter serta selalu siap melayani dan memberikan keteladanan.
Pahlawan Nasional Brigjen KH Syam’un itu sendiri adalah keturunan dari KH Wasid, seorang ulama besar dan tokoh perlawanan para petani Banten terhadap pemerintah kolonial Belanda pada 1888.(tim)