Lawan Dolar AS, Rupiah Tembus Rp 14.200

ilustrasi dolar dan rupiah/dok.net

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Rupiah di awal perdagangan hari Jumat (17/9/2021), tertekan melawan dolar Amerika Serikat (AS). Demikian juga dengan dolar Singapura. Tetapi saat tengah hari, keadaan berbalik. Rupiah menguat tajam melawan dolar AS, hingga kembali menembus ke bawah Rp 14.200/US$, dolar Singapura pun sukses disikat.

Pada pukul 12:29 WIB, US$ 1 setara Rp 14.190/US$, rupiah menguat 0,42% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di saat yang sama dolar Singapura juga dibuat merosot 0,35% ke Rp 10.546,27/SG$, padahal di awal perdagangan Mata Uang Negeri Merlion ini menguat 0,14%.

Perkasanya rupiah hari ini terjadi saat isu tapering dalam waktu dekat oleh bank sentral AS (The Fed) kembali hidup. Sebabnya, rilis data penjualan ritel AS yang lebih bagus dari prediksi. Saat tapering terjadi, rupiah yang merupakan mata uang emerging market menjadi tidak diuntungkan.

Sehingga penguatan rupiah menunjukkan kesiapan menghadapi tapering. Fundamental rupiah saat ini berbeda dengan 2013 ketika merosot tajam saat The Fed mengumumkan tapering.

Bank Indonesia (BI) memiliki cadangan devisa yang cukup untuk melakukan stabilisasi, yaitu US$ 144,8 miliar di akhir Agustus yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Selain itu, kepemilikan asing di pasar obligasi pada 2013 lalu porsi asing mencapai 40%, sehingga ketika ada pergerakan keluar masuk mempengaruhi nilai tukar hingga suku bunga acuan. Sementara sekarang porsi asing hanya sekitar 23%.

BACA JUGA  UMKM Binaan PLN Siap Tembus Pasar Dunia Lewat Inacraft 2023

Sementara itu, dolar Singapura juga mengalami tekanan dari dalam negeri. Data menunjukkan ekspor non-minyak mentah bulan Agustus merosot 3,6% dari bulan sebelumnya (month-on-month/MoM), mematahkan konsensus pertumbuhan 2,4% MoM di Trading Economics. Jika dilihat dari Agustus 2020 (year-on-year/YoY), ekspor tumbuh 2,7%, jauh di bawah konsensus 8,3% YoY.

Data ekspor yang kurang apik akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negeri Merlion. Sebab ekspor merupakan kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB), yakni lebih dari 100%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia.(red)

Tinggalkan Balasan