Lestarikan Budaya, PPS Putra Betawi Gelar Kejuaraan Pencak Silat

Ketua PPS Putra Betawi Dr. H. Whisnu Wardana (kemeja putih tengah), Guru Sin Lam Ba Caban Sunter, Jakarta Utara, Baba Muklis (baju oranye)
Ketua PPS Putra Betawi Dr. H. Whisnu Wardana (kemeja putih kedua kiri), Ketua Perguruan Silat Sin Lam Ba Cabang Sunter, Jakarta Utara, Baba Muklis (baju oranye ketiga kiri)/Foto: Erfan SP

‘Kalo bukan kite siapa lagi yang jagain dan lestariin budaye kite, kudu semangat, jangan sampe anak cucu kite nanti kagak kenal budaye Betawi.”

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –
Perguruan Pencak Silat (PPS) Putra Betawi menggelar Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi PPS Putra Betawi Open 2023 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Sabtu (7/1/2023).

Kemenkumham Bali

Kejuaraan tersebut diikuti 410 peserta putra dan putri dari 42 perguruan pencak silat di Jabodetabek.

Ketua PPS Putra Betawi, Dr. H. Whisnu Wardha, mengatakan, kejuaraan ini untuk menggali serta membangkitkan kembali pencak silat seni tradisi, khususnya asal Betawi.

“Sama-sama kita ketahui dan kita sadari, bahwa pencak silat merupakan warisan salah satu seni budaya yang sudah ada sejak dulu. Saya mengajak kepada semua lapisan masyarakat khususnya yang mencintai kebudayaan seni bela diri Pencak Silat Betawi untuk bersama-sama menjaga warisan budaya kita,” katanya kepada Sudutpandang.id, Sabtu (7/1/2023).

“Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi Putra Betawi ini merupakan upaya kami untuk menjaga dan melestarikan budaya, khususnya budaya Betawi berupa pencak silat,” sambung Wishnu Wardha.

Wishnu menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang kaya budaya, salah satu pencak silat.

“Pencak silat adalah budaya asli Indonesia. Pencak silat merupakan kesenian bela diri yang telah diakui oleh dunia. Pencak silat juga merupakan olahraga yang telah diwariskan oleh leluhur dari generasi ke generasi, salah satu Pencak Silat Betawi,” ujarnya.

Jakarta atau Betawi, lanjutnya, juga memiliki sesuatu yang khas, berbeda dengan wilayah lainnya. Termasuk pencak silat yang memiliki berbagai macam aliran.

“Maksud dan tujuannya pertama untuk memasalkan, bahwa Pencak Silat Betawi itu ada, dan hingga saat ini masih tetap eksis,” katanya.

Ia menuturkan, Pencak Silat Betawi itu mau digunakan untuk apapun bisa. Baik untuk pertandingan, prestasi, dan seni.

“Bisa juga untuk hiburan seperti film atau dunia layar lebar. Contohnya sudah ada, seperti film Rantau, Pitung serta masih banyak lagi film yang menampilkan seni beladiri pencak silat,” tuturnya.

Tidak Kampungan

Whisnu juga menegaskan Pencak Silat Betawi bukanlah seni budaya kampungan. Pasalnya sudah terbukti telah menyebar ke mancanegara.

“Pencak Silat Betawi gak kampungan, bukan kelas bawah, kita harus bangga,” tandasnya.

Dirinya berharap pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar mendukung setiap kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan budaya pencak silat. Mulai dari tingkat lokal, nasional hingga internasional.

“Agar semua mengetahui inilah warisan Indonesia. Siapapun boleh tahu, siapapun boleh belajar, siapapun boleh mengembangkan. Seni pencak silat ini terlahir dari Indonesia, yang sejarahnya warisan dari Sunan Bonang,” pungkas Whisnu.

Perguruan Silat Sin Lam Ba Cabang Sunter Jakarta Utara (Foto: Erfan SP)

Salah satu perguruan pencak silat yang mengikuti kejuaraan adalah Sin Lam Ba Sunter, Jakarta Utara. Sebanyak delapan putra putri tampil menunjukkan kepiawaiannya.

Baba Muklis, selaku Ketua Perguruan Sin Lam Ba, Cabang Sunter, mengapresiasi kejuaraan yang diselenggarakan PPS Putra Betawi.

“Kami akan terus menjaga dan melestarikan seni budaya pencak silat. Kami tidak akan pernah segan dan bosan untuk selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pencak silat,” tegasnya.

Kalo bukan kite siapa lagi yang jagain dan lestariin budaye kite, kudu semangat, jangan sampe anak cucu kite nanti kagak kenal budaye Betawi,” sambung Baba Muklis penuh semangat.

Ia menegaskan keikutsertaan Sin Lam Ba merupakan bukti kecintaan dan komitmen terhadap pelestarian budaya Pencak Silat, khususnya Betawi.

Hadir Kepala Seksi Pelindungan Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Timur, Iyan Iskandar, Sekjen Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI), Teddy Suratmadji, dan para tokoh Betawi.(Erfan/01)

Tinggalkan Balasan