Lola Amaria Garap Film Eksil, Ceritakan Orang yang Terbuang

Lola Amaria
Lola Amaria (tengah) saat menggelar jumpa pers film eksil (foto:istimewa)

JAKARTA,SUDUTPANDANG.ID –Artis sekaligus produser Lola Amaria akhirnya resmi merilis film dokumenter berjudul ‘Eksil’ yang berkisah tentang para korban narapidana politik (napol) dan tahanan politik (tapol) Indonesia yang berada di luar negeri lantaran dituduh menjadi bagian dari gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Ini film dokumenter perdana saya. Di film ini menggunakan gaya bertutur, sehingga akan lebih mudah untuk dicerna terutama oleh generasi milenial dan generasi Z. Kedua generasi ini sudah sangat berjarak dengan sejarah masa lalu, apalagi dengan deskripsi informasi yang masif sekarang ini. Kepada merekalah anak-anak muda, termasuk orang tua film ini sesungguhnya kita berikan. Agar lebih tahu dengan keadaan yang sebenarnya yang dialami para Eksil,” ujar Lola Amaria ditemui di kawasan XXI Metropole, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024).

Kemenkumham Bali

Dalam ceritanya, film dokumenter itu, Lola berhasil mewawancarai dari sudut pandang 10 para napol dan tapol yang merasa tertindas akibat kebijakan pemerintah yang membuat mereka tidak bisa pulang ke Indonesia akibat dituduh pemerintahan Orde Baru itu sebagai bagian dari gerakan terlarang dalam sejarah Indonesia itu.

“Saya dalam film ini berupaya menampilkan perspektif berbeda tentang mereka yang merasa menjadi korban atas sejarah bangsa ini. Mereka merasa dizalimi oleh pemerintah karena dianggap bagian dari komunis. Dan, mereka tidak merasa itu,” ungkap Lola Amaria.

BACA JUGA  Rayakan Hari Ibu, Novita Emilda : Dia Guru Pertama di Keluarga

Diakui Lola, butuh 10 tahun baginya untuk meriset hingga memproduksi film ini. Terlebih bagi sebagian orang menganggap ini sebagai aktivitas terlarang karena membangkitkan kembali ingatan masyarakat akan bagaimana PKI melakukan penyimpangan di Indonesia

“Saat awal pertama kali saya tertarik membuat film ini di tahun 2013. Saya berupaya meriset betul-betul kisah-kisah mereka. Dan, mereka pun tidak langsung percaya dan welcome dengan kehadiran kami,”ucap Lola

Menurutnya, mereka sempat mencurigai Lola dan periset bagian dari pemerintah dan mata-mata. Namun, mereka pelan-pelan bisa melakukan pendekatan.

“Saya berupaya meyakinkan mereka bahwa apa yang saya buat ini sebagai bagian dari sebuah karya film yang bisa memberikan perspektif berbeda di masyarakat tentang mereka. Barulah mereka mau terbuka,” terangnya.

“Sebelumnya mereka mengira kita intel atau mata-mata, sehingga menjaga jarak dengan kita. Dan ini butuh proses untuk meyakininya,” sambungnya.

Menurut Lola, dari 10 orang yang diwawancarainya dan menjadi bagian dalam film dokumenter ini, mereka tetap menyatakan kecintaan mereka terhadap Indonesia meskipun sepanjang hidupnya mereka dibuang.

BACA JUGA  Alexandra Gottardo Akui Sudah Nyaman dengan Mike Wiluan

Meski akhirnya mampu menyelesaikan filmnya setelah 10 tahun melakukan riset dan produksi filmnya sendiri, tetapi Lola mengaku merasa berutang lantaran 6 dari 10 narasumber yang diwawancarainya meninggal dunia.

“Saya memulai proses syuting-nya itu sejak tahun 2017 hingga tahun 2022. Dan dalam perjalanan proses pembuatan film ini sudah ada 6 orang yang meninggal karena memang semuanya sudah sepuh dan menyisakan 4 orang narasumber itu yang membuat saya merasa berutang kepada mereka,” ujar Lola

Namun dengan dirilisnya film ini, Lola agak sedikit lega karena bisa memberikan gambaran pada masyarakat bahwa mereka hanya korban dari kebijakan negara. Dia berharap masyarakat tidak lagi melihat mereka sebagai bagian dari gerakan komunis dalam sejarah Indonesia.

Dalam film Eksil yang bergenre dokumenter, Lola Amaria lewat Lola Amaria Production berhasil melakukan wawancara kepada 10 orang pelaku sejarah yang menjadi korban fitnah lantaran disebut sebagai bagian dari gerakan komunis di tahun 1965.

Mereka kini harus rela tinggal di luar negeri seperti di Jerman, Belanda, dan beberapa negara lain di Eropa lantaran status kewarganegaraan mereka dicabut pemerintah kala itu. Mereka pun menjadi napol dan tapol yang tidak bisa kembali ke Indonesia karena dianggap komunis.

BACA JUGA  Polda Lampung Tetapkan AR Jadi Tersangka Penistaan Agama

Film ini dengan jelas menggambarkan sejarah kehidupan mereka bertahan di luar negeri. Namun demikian, mereka juga berharap Lola tidak membawa keluarga mereka karena takut nantinya membuka luka lama mereka.

Perjuangan Lola dan tim seakan terbayar ketika film Eksil mendapat penghargaan film dokumenter terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2023. Film Eksil akan tayang di bioskop pada 1 Febuari 2024 yang telah ditentukan diantaranya, Plaza Senayan XXI Jakarta, AEON Mall BSD City XXI Tangerang, Mega Bekasi XXI, TSM XXI Bandung, Ciputra World XXI Surabaya, Ringroad Citywalks XXI Medan, Empire XXI Yogyakarta dan Cinepolis Plaza Semanggi, Mall Lippo Cikarang serta Flix Ashta SCBD hingga CGV Aeon Mall Jakarta Grand Cakung (JGC) dan CGV JWalk Jogja.(04)