LPLH-SDA MUI Gagas Sinergi Nasional Upaya Pengurangan Sampah Organik

LPLH-SDA MUI Gagas Sinergi Nasional Upaya Pengurangan Sampah Organik
Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH-SDA MUI), Hayu Prabowo (dua dari kanan) menghadiri diskusi terbatas terkait pengolahan sampah berbasis masyarakat melalui program Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (Gradasi) di Jakarta, Kamis (16/1/2025).(Foto: LPLH-SDA MUI)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH-SDA MUI bersama para pemangku kebijakan tengah mempersiapkan program-program sinergi nasional dalam rangka Kampanye Mengurangi Sampah Organik Selama Bulan Ramadhan dengan mengoptimalkan pemanfaatan makanan lebih yang masih layak konsumsi.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI terjadi peningkatan timbulan sampah sebesar 20 persen pada bulan Ramadhan 2023 lalu.

Kemenkumham Bali

Demikian disampaikan Ketua LPLH-SDA MUI Hayu Prabowo usai diskusi terbatas terkait pengolahan sampah berbasis masyarakat melalui program Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (Gradasi) di Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Turut hadir dalam diskusi tersebut Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan, Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI, Rofi Alhanif, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional, Nita Yulianis serta Koordinator Program Nasional pada Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut, Ahmad Bahri Rambe.

BACA JUGA  Peringatan Hari Antikrupsi Sedunia, Jokowi: Tidak ada Negara lain yang Menangkap dan Memenjarakan Pejabat Sebanyak Negara Kita

Para peserta diskusi menyepakati pentingnya sinergi pelaksanaan program Kampanye Gerakan Sedekah Sampah dengan masjid sebagai pusat kegiatannya.

Gradasi telah diinisiasi pada Ramadhan tahun 2021 yang hingga sekarang masih berbasis sampah plastik.

Melalui pertemuan tersebut, pada Ramadhan tahun ini Gradasi dapat dikembangkan untuk sedekah Makanan Berlebih dalam mengurangi sampah organik.

MUI telah memulai gerakan Berbagi Makanan Lebih (BeraMaL) pada 2019 yang telah menampung dan menyalurkan lebih dari satu ton makanan layak pangan pada tahun tersebut. BeraMal terhenti sejak Covid 19.

Ketua LPLH-SDA MUI, Hayu Prabowo, menegaskan bahwa sinergi ini menjadi langkah konkret dalam mengedukasi dan menginspirasi masyarakat melalui masjid, mengingat masjid memiliki peran sentral dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

“Tidak hanya sebagai tempat ibadah, rumah ibadah juga merupakan pusat kegiatan sosial kemasyarakatan untuk mengurangi pemborosan makanan sekaligus memberikan bantuan pangan kepada mereka yang membutuhkan,” ujar Hayu dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Jumat (17/1/2025).

BACA JUGA  MUI: Literasi Keuangan Syariah Bisa Hindarkan Dari Jerat Pinjol Ilegal

Gerakan Ramadhan untuk Pangan

Sementara Rofi Alhanif memperkenalkan program Gradasi Pangan (Gerakan Ramadhan untuk Pangan) yang mengintegrasikan nilai sosial dan ibadah dalam pengelolaan isu pangan.

Ia menekankan, masyarakat dapat memanfaatkan momentum Ramadhan untuk meningkatkan kesadaran berbagi makanan sebagai bentuk ibadah sosial, mengurangi pemborosan makanan melalui pendekatan ekonomi sirkular, serta memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam pengelolaan sampah organik.

Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional, Nita Yulianis, menyampaikan program “Ramadhan Ceria Pangan” yang menyoroti urgensi penyelamatan pangan di Indonesia.

“Studi Food Loss and Waste di Indonesia dari Kementerian PPN/Bappenas tahun 2021 memberikan gambaran yang lebih rinci tentang permasalahan ini. Penyelamatan pangan harus menjadi prioritas nasional,” jelasnya.

BACA JUGA  Ijazah Pendidikan Diniyah Formal Dapat Penyetaraan dari Al-Azhar Mesir

Program tersebut mengedepankan pencegahan, redistribusi makanan berlebih, hingga pengelolaan limbah organik melalui Gerakan Selamatkan Pangan (GSP).

Sinergi antarinstansi ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran kolektif masyarakat dalam pengelolaan sampah organik dan menjadi langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan selama bulan Ramadhan.(PR/01)