MEDAN, SUDUTPANDANG.ID – Suasana haru dan penuh semangat mewarnai pembukaan Maria Monique Happy Room (MMHR)-105 di Kota Medan, Sumatera Utara ketika para pengidap HIV/AIDS tampil dalam parade fashion show sederhana namun menyentuh pada Jumat (26/9).
Siaran pers Maria Monique Last Wish Foundation (MMLWF), Sabtu (27/9), menyebutkan, dalam acara tersebut, para ibu mengenakan busana kaftan yang sama dengan milik Natalia Tjahja, pendiri MMLWF, serta Saurma Siahaan, Ketua YP ADHA. Dipimpin langsung oleh Saurma, mereka berjalan satu per satu sambil menyebutkan nama masing-masing dengan penuh percaya diri.
“Silakan ambil hadiah-hadiah Tuhan ini dan pakaian-pakaian ini dikenakan, ya. Kita akan adakan fashion show sekarang,” kata Natalia, sambil membagikan tas berisi hadiah kepada para peserta.
Parade busana itu ditutup Natalia dengan kalimat penuh makna, “Terima kasih, Tuhan, untuk fashion show ini.”
Sebagai informasi, MMHR-105 merupakan ruang trauma healing yang dibangun MMLWF secara khusus bagi anak-anak penderita HIV/AIDS (YP ADHA) dan ibu mereka. Ruang ini dilengkapi berbagai permainan edukatif dan fasilitas menyenangkan, seperti dapur mini, supermarket mini, istana boneka, balok asah otak, piano, laptop, kostum bermain, dan trampoline.
Kebahagiaan tak hanya dirasakan para ibu. Anak-anak pun bersuka cita, termasuk Sabila, seorang anak perempuan yang baru saja kehilangan ayah karena HIV. Dengan mata berbinar, ia berkata, “Saya ingin bisa bermain di trampoline ini, Bu.”
Jejak Kemanusiaan hingga Haiti dan Afrika Selatan
MMHR-105 Medan merupakan unit ke-105 dari program MMHR yang telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia, serta negara lain seperti Taiwan, Thailand, Filipina, Shanghai, Haiti, dan Afrika Selatan.
Natalia mengenang bagaimana MMHR pertama dibangun di Nkhosi Johnson, Johannesburg, Afrika Selatan. Ia bersama Gail Johnson, pendiri rumah anak Nkhosi Johnson, sepakat mengubah sebuah ruangan menjadi tempat bermain bagi 131 anak penderita HIV/AIDS beserta ibu mereka.
Ia juga menceritakan pengalamannya memimpin misi kemanusiaan ke Haiti pascabencana tahun 2010. Dengan kondisi sinyal mati dan infrastruktur lumpuh, ia dan tim membeli peralatan untuk MMHR-8 seperti piano, kursi roda, dan televisi.
“Saya bahkan sempat dikepung oleh 300 warga yang meminta saya menyampaikan kondisi mereka ke CNN,” tutur Natalia.
Setelah kembali ke Amerika Serikat, ia diterima oleh lead producer Impact Your World di CNN Atlanta untuk menyampaikan pesan masyarakat Haiti.
Generasi Muda dan Mitra Korporasi
Dalam acara peresmian MMHR-105, Natalia menyampaikan apresiasi kepada sejumlah remaja yang ikut mendukung terwujudnya proyek ini, di antaranya Jaythaneal Skylar Sutrisno (Los Angeles), Jadrianna Aletta Sutrisno, Ricardo Ryo, Citta Ramli (Jakarta), Malika Djajadiningrat (Jakarta), Warren G Sebastian (Taipei) dan Darren Zhang (Melbourne).
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Mrs. Emmy Sung dan Mrs. Karin Linggrid Koh, Mrs. Merry Zulham, Mr. Kian Feng serta mitra seperti Citilink, yang menyediakan tiket penerbangan, dan Garuda Food, yang menyumbangkan produk camilan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan dan kepada Ibu Saurma Siahaan,” ucap Natalia.
MMHR Jakarta bersama Marriott International
Setelah Medan, program charity berikutnya akan digelar di DKI Jakarta dengan tajuk “Road to Give”, bekerja sama dengan Marriott International Group Indonesia.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen MMLWF untuk terus menghadirkan ruang pemulihan dan kebahagiaan bagi anak-anak di seluruh penjuru negeri.(PR/01)