Mas Dhito Jamin Kehidupan Anak Korban Selamat Pembunuhan di Kecamatan Ngancar

Mas Dhito Jamin Kehidupan Anak Korban Selamat Pembunuhan di Kecamatan Ngancar
Mas Dhito saat mengunjungi anak korban SPY (8) di RS Bhayangkara, Kediri, Jawa Timur, Minggu (8/12/2024).(Foto: Chandra Nurcahyo)

Kediri, Sudutpandang.idBupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito memberikan pendampingan korban selamat dari kasus pembunuhan satu keluarga di Kecamatan Ngancar.

SPY (8), korban selamat dari kasus pembunuhan sadis yang menimpa satu keluarga itu kini menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara Kediri.

Ucapan Selamat Idul Fitri MAHASI

Mas Dhito usai menjenguk ke rumah sakit dan berkomunikasi dengan pihak dokter menyebut pihaknya bakal memberikan trauma healing bagi korban.

“Karena bagaimanapun si adik ini menyaksikan langsung kejadian dimana terjadi pembunuhan terhadap kedua orang tua dan kakaknya,” katanya, Minggu (8/12/2024).

Kondisi korban SPY menurut Mas Dhito secara fisik dalam kondisi stabil, hanya saja secara mental masih dalam kondisi trauma. Dalam kondisi itu saat di rumah sakit dia pun hanya bisa melihat korban dari luar kamar.

BACA JUGA  Rapat Paripurna DPRD Kediri, Mas Dhito Bakal Teken Kontrak Kerja dengan OPD

Pemerintah Kabupaten Kediri, lanjut Mas Dhito akan memastikan korban SPY bisa tumbuh kembang seperti anak-anak lainnya. Untuk itu, tindakan pertama yang dilakukan yakni memberikan pendampingan psikolog untuk pemulihan mental korban.

“Termasuk untuk kebutuhan sekolah, kebutuhan untuk hidup dan sebagainya nanti kita yang tanggung,” ungkapnya.

Dalam kunjungannya ke rumah sakit itu, Mas Dhito juga berkomunikasi dengan pihak keluarga korban Samuel untuk memastikan siapa nantinya yang akan mengasuh.

Sebab akibat insiden pembunuhan yang terjadi pada Rabu (4/12) pagi itu, SPY  yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu menjadi yatim piatu.

“Kemungkinan besar keluarga dari pihak bapaknya yang akan merawat,” bebernya.

BACA JUGA  DPRD Kabupaten Probolinggo Sahkan LPJ APBD 2023 Jadi Perda

Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara Kombes Pol Agung Hadi Wijanarko menambahkan, kondisi korban sudah membaik. Pendarahan pada bagian kepala akibatnya benda tumpul telah tertangani.

Secara psikologis, diterangkan, korban yang diduga telah melihat dan mendengar langsung kejadian yang menimpa keluarganya hal itu terekam dalam memori.

“Sehingga dia merasa kalau bertemu orang baru merasa ketakutan,” terangnya.

Selama di rumah sakit, selain penanganan untuk penyembuhan secara fisik, untuk pemilihan kondisi psikologi korban, diakui pihak rumah sakit juga menyediakan psikiater untuk melakukan pendampingan.

Sebagaimana diketahui, dalam kasus pembunuhan satu keluarga itu terdapat tiga orang yang meninggal. Mereka kedua orang tua SPY yakni AK (38), dan Kr (37) serta CAW, P (12) kakak kandungnya.(CN/08)