Tri Indroyono
Opini  

Media Sosial : Dua Sisi Mata Uang yang Tak Terpisahkan

Media Sosial
Retno Wulandari S.psi (Foto: SP)

“Media sosial bukanlah musuh, tetapi alat yang harus digunakan dengan bijak. Dengan menjaga keseimbangan ini, kita tidak hanya melindungi diri dari dampak buruk media sosial, tetapi juga mampu memanfaatkan sisi positifnya untuk berkembang dan berdaya.”

Oleh Retno Wulandari S.Psi

Kemenkumham Bali

Media sosial ibarat dua sisi mata uang memiliki dampak baik sekaligus buruk yang saling berlawanan, namun tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi, media sosial membuka peluang besar untuk belajar, berekspresi, menemukan motivasi, hingga mengembangkan bisnis.

Namun, di sisi lain, media sosial juga menjadi salah satu penyebab kejahatan, kecemasan, dan berbagai masalah psikologis, terutama ketika pengguna tidak memiliki kemampuan berpikir kritis dalam menyaring informasi.

Dampak Media Sosial pada Anak-Anak

Ketika korban media sosial adalah anak-anak, permasalahannya tidak terletak pada cara berpikir mereka, melainkan pada pola asuh orang tua. Kebijakan orang tua dalam memberikan akses gadget dan tontonan yang sesuai usia menjadi sangat penting. Anak-anak yang otaknya belum berkembang sempurna seringkali tidak mampu memilah mana yang benar atau salah.

Sayangnya, terdapat kasus-kasus mengerikan di mana anak di bawah umur terpengaruh oleh tontonan yang tidak sesuai. Hal ini bahkan dapat mendorong mereka melakukan tindakan kriminal, seperti kekerasan atau pelecehan.

Inilah alasan mengapa peran orang tua menjadi krusial. Orang tua yang bijaksana akan memilih memberikan hal yang bermanfaat, meski terasa sulit, daripada memanjakan anak dengan sesuatu yang menyenangkan tetapi berakhir buruk di kemudian hari.

Dampak pada Orang Dewasa

Orang dewasa pun tidak kebal terhadap dampak negatif media sosial, terutama mereka yang tidak memiliki kemampuan berpikir kritis atau memiliki masalah kesehatan mental. Beberapa dampaknya meliputi :

  • Rasa cemas berlebihan.
  • Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.
  • Self-diagnosis yang keliru.
  • Menggunakan standar hidup orang lain sebagai acuan kebahagiaan pribadi.

Hal-hal tersebut perlahan memengaruhi psikologis pengguna dan menciptakan ketidakseimbangan emosional

Bijak Menggunakan Media Sosial

Agar dapat memanfaatkan media sosial dengan baik tanpa mengorbankan kesehatan mental, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Belajar Berpikir Kritis

Jangan mudah percaya pada informasi di media sosial tanpa mencari tahu kebenarannya. Lihat dari berbagai sudut pandang dan cerna informasi dengan baik.

2. Pilih Konten yang Berkualitas

Konsumsi hanya konten yang bermanfaat dan positif, karena apa yang kita lihat dan dengar akan memengaruhi mental secara tidak sadar. Informasi yang kita terima ibarat makanan bagi pikiran kita.

3. Jaga Keseimbangan Tubuh, Mental, dan Spiritual

Menjaga kesehatan bukan hanya soal tubuh, tetapi juga mental dan spiritual. Berikan asupan terbaik untuk pikiran dengan memilih informasi yang mendukung pertumbuhan pribadi.

Media sosial bukanlah musuh, tetapi alat yang harus digunakan dengan bijak. Dengan menjaga keseimbangan ini, kita tidak hanya melindungi diri dari dampak buruk media sosial, tetapi juga mampu memanfaatkan sisi positifnya untuk berkembang dan berdaya.

Jakarta, 19 November 2024
Retno Wulandari S.Psi

BACA JUGA  Bawaslu Pantau Media Sosial ASN Untuk Cegah Kampanye Politik