Jakarta, SudutPandang.id – Ajakan mencuci tangan saat dunia termasuk Indonesia dilanda Pandemi Covid-19 menjadi hal penting yang terus dikampanyekan. Selain mengenakan masker dan menjaga jarak, cuci tangan menjadi wajib dilakukan guna mencegah penyebaran virus Corona.
Ternyata soal cuci tangan bukan hanya saat pandemi saja, hal ini sering didengar sejak dulu. Saat itu, orang tua di rumah, selain berpesan membaca doa, juga menyuruh anaknya mencuci tangan sebelum makanan. Sebuah kesadaran yang berlangsung secara turun temurun guna menjaga kesehatan mencegah penyakit.
Cuci tangan juga diperingati oleh warga dunia setiap tanggal 15 Oktober sejak tahun 2008 silam. Peringatan yang kemudian menjadi momentum tahunan tersebut diawali dengan aktivitas mencuci tangan menggunakan sabun yang dilakukan 120 juta anak di lebih dari 70 negara. Sejak itu, Global Handwashing Day selalu diperingati pada tanggal 15 Oktober pada setiap tahunnya.
“Virus bisa menyerang siapa saja, tak mengenal batasan usia maupun status sosial, sehingga sangat penting untuk membiasakan seluruh anggota keluarga untuk mencuci tangan dengan baik, dan tentunya mengenakan masker,” kata Ketua Ketua RW 03 Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Yusri Abdillah, Jumat (23/10).
Menurut Yusri, sekarang harus mengubah paradigma bahwa mencuci tangan tidak hanya sebelum dan sesudah makan saja, tapi dilakukan setiap saat.
“Kami akan terus mengingatkan, mensosialisasikan protokol kesehatan, 3 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan,” pesannya.
Meski Yusri bukan seorang dokter, namun pesan sangat relevan dengan kondisi saat ini. Mencuci tangan menjadi hukumnya, salah satu protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Dalam situasi pandemi, semua orang berisiko tertular virus Covid-19, termasuk lingkungan keluarga terdekat. Sehingga disiplin mematuhi protokol kesehatan menjadi kunci agar dapat terhindar dari virus yang telah merenggut banyak nyawa ini.(Ad)