Nova Eliza Ungkap Pernah Jadi Korban Kekerasan

Nova Eliza

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Belakangan ini artis Nova Eliza sedang aktif terlibat dalam kegiatan sosial untuk memerangi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

Rupanya bukan tanpa alasan, Nova Eliza ikut melawan kekerasan terhadap perempuan karena dulu pernah jadi korban.

Kemenkumham Bali

“Angka kasus kekerasan terhadap perempuan masih tinggi dalam bentuk apapun. Jadi saya ingin berkontribusi untuk melakukan sesuatu,” ujar Nova Eliza di kawasan Gambir, Jakarta.

“Saya pernah mengalaminya, sekitar 15 tahun lalu, Saya lagi di jalanan umum, lagi jalan. Entah pelakunya ini orang gila atau stres, dia turun dari bus dan langsung nampar saya tanpa alasan jelas. Terus orangnya kabur dan berlari, tapi dikejar sama orang-orang,” lanjut sang artis

BACA JUGA  Digosipkan Bercerai, Aditya Zoni Angkat Bicara

Nova Eliza bahkan masih trauma dengan kejadian 15 tahun yang lalu. Ia selalu meningkatkan kewaspadaan setiap berjalan sendiri di jalanan

“Sampai sekarang saya masih trauma dan membuat saya lebih was was kalau ada cowok sendirian jalan. Bukan berarti langsung menilai atau men-judge dia, cuma saya khawatir apakah dia akan melakukan yang nengatif atau tidak,” papar Nova Eliza

Beruntung bagi Nova Eliza, ia diberi kekuatan untuk bangkit sendiri secara perlahan dari rasa trauma pasca mengalami kekerasan.

“Tidak sampai ke psikolog sih. Aku cuma pelajari lewat buku tentang bagaimana membangun rasa percaya diri lagi, mencari tahu bentuk pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan. Ternyata itu bisa terjadi di mana saja,” terang Nova Eliza.

BACA JUGA  Momen Jokowi-Prabowo Jadi Saksi Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel

Pengalaman itu lah yang ingin Nova Eliza bagikan dalam partisipasinya di kegiatan sosial untuk melawan kekerasan terhadap perempuan.

“Yang paling penting bisa menerima dulu ketika terjadi hal yang tak diinginkan terjadi di diri kita. Misalkan mendapat pelecehan atau kekerasan apapun bentuknya kan memang tidak mudah untuk menerima,” jelas Nova Eliza.

“Selanjutnya adalah cerita ke orang dan institusi yang tepat. Kalau cerita ke orang atau institusi yang salah akan memperburuk keadaan,” pungkasnya.(04)

Tinggalkan Balasan