JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Beberapa waktu lalu, launching “Rendang Goes to Europe” dilakukan di Bali untuk mengenalkan makanan khas Nusantara ini ke dunia. Namun rupanya, hal ini mendapat protes beberapa pengusaha kuliner khas Sumatera Barat, yang merasa kecewa dengan pemilihan lokasi Pulau Dewata sebagai lokasi peluncuran.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, akhirnya memberikan penjelasan terkait hal tersebut. Lewat Weekly Press Briefing secara virtual Senin (28/3), pria yang akrab disapa Sandi Uno tersebut mengatakan, dipilihnya Bali sebagai lokasi launching “Rendang Goes to Europe” ini karena Bali merupakan simbol pariwisata internasional.
“Bahwa launching itu dilakukan sengaja dipilih di Bali, karena Bali merepresentasi pusat dari simbol pariwisata paling terkenal dimiliki Indonesia. Dan juga menjadi venue dari penyelenggaraan G20,” ujarnya.
“Alhamdulillah, ini bisa dijelaskan. Ini akan menimbulkan suatu antusiasme kebangkitan gastrodiplomasi kita dengan target untuk memompa ekspor sampai USD 2 miliar di 2024. Dan tentunya, bisa memastikan agar rendang sebagai kuliner paling terkenal di Indonesia,” sambungya.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut juga mengatakan Bali yang sangat dikenal dunia sebagai destinasi wisata, dapat lebih mendorong momentum kebangkitan ekonomi.
“Ini bisa berkolaborasi untuk menghadirkan suatu momentum kebangkitan ekonomi kita, juga bagian dari tantangan ekonomi baru,” ungkapnya.
Sebelumnya seorang ahli kuliner yang juga penulis dari Sumatera Barat, Reno Andam Suri menyayangkan pemilihan lokasi Bali untuk mengenalkan kuliner yang berasal dari Sumatera Barat. Reno menyatakan protes dan rasa kecewanya, kwrena Bali yang dijadikan lokasi peluncuran dan tidak diadakan di Sumatera Barat.
“Melihat bagaimana acara ini melukai hati teman-teman komunitas Perendang Minang, para UMKM yang juga berjuang untuk besarnya Rendang,” tuliasnya lewat akun media sosial. (red)