Pemkot Jakbar Pertahankan Pos Timbang Posyandu

Posyandu
Foto:Dok.Pemkot Jakbar

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat mempertahankan inovasi pos timbang sebagai perpanjangan posyandu untuk melakukan pendeteksian tumbuh kembang anak maupun balita.

“Kami mempertahankan pos timbang hingga kini secara khusus untuk memeriksa anak atau balita yang belum sempat atau bisa pergi ke fasilitas posyandu,” ungkap Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, dr. Asri, Kamis (22/6/2023).

Kemenkumham Bali

Ia mengatakan, awalnya pos timbang ini diadakan sebagai inovasi saat pandemi COVID-19 yang tidak memperbolehkan adanya kerumunan pada posyandu.

“Jadi inovasi pos timbang ini semacam metode “jemput bola” begitu. Karena posyandu ditiadakan pas COVID, kemudian kami bersama PKK Kota Jakarta Barat, dan lintas sektor yang lain berinovasi untuk mengadakan pos timbang ini,” ungkap dia.

BACA JUGA  Kejagung Gelar Turnamen Tenis Meja Jaksa Agung Cup 2024

Jadi, lanjutnya, bukan masyarakat/balita yang datang ke faskes untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, tetapi pihak yang mendatangi warga.

“Kebanyakan kan kader posyandu itu lansia (lanjut usia), yang secara protokol tidak bisa ke tempat berkerumun. Makanya kemudian kami yang mendatangi mereka,” kata Asri.

Ia mengatakan, pos timbang hingga kini tetap diadakan dengan pertimbangan kebutuhan masyarakat, karena sekarang sejak tahun 2022 lalu, posyandu sudah mulai aktif lagi.

“Pengadaan pos timbang bisa di rumah warga atau rumah kepala RT/RW terkait. Intinya tergantung kemampuan dan kebutuhan mereka,” ungkap Asri.

Dulu, lanjutnya, tenaga kesehatan yang diturunkan pada pos timbang biasanya lima orang, mengingat situasi pandemi. Namun, sekarang mengingat pandemi sudah selesai dan posyandu sudah aktif lagi, maka jumlah tenaga kesehatan yang diturunkan itu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.

BACA JUGA  Rumah Terbakar di Jalan Keadilan Dalam Jakbar

“Yang penting itu anak bisa dideteksi tumbuh kembangnya dan bila perlu dilakukan imunisasi,” ungkapnya.

Hingga kini, Asri mengatakan, pos timbang itu masih ada dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

“Tempat yang disediakan juga sesuai dengan kemampuan RT/RW atau rumah warga yang dituju, sehingga tidak memberatkan,” tutup Asri.(Ant/03)