YOGYAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Animal Friends Jogja (AFJ) memasang videotron di Jl. Abu Bakar Ali dan Jenderal Sudirman Yogyakarta serta papan reklame di bilangan Ambarrukmo yang menampilkan anak ayam dengan ekspresi kebingungan.
Reklame itu juga bertuliskan “Dari mana telur McDonald’s di Indonesia berasal?”.
Dengan pertanyaan serupa, mural bergambar ayam-ayam berjejal di balik kerangkeng besi berseberangan dengan gambar ayam yang bebas tanpa kandang juga dibuat di tembok besar Jembatan Kewek, Kleringan, Yogyakarta.
Instalasi videotron, billboard dan karya mural yang terpampang di empat titik strategis di Yogyakarta sejak 23 Desember 2022 ini adalah salah satu upaya penyadartahuan dari AFJ terhadap konsumen di Indonesia agar lebih peduli terhadap sumber telur restoran asal Amerika Serikat itu.
Angelina Pane, Manajer Kampanye AFJ, dalam siaran pers, Rabu (28/12/2022), AFJ menyebut perusahaan makanan cepat saji itu telah berkomitmen menyingkirkan praktik kandang baterai yang kejam dari rantai pasokannya dan beralih menggunakan telur berasal dari peternakan cage-free. Seperti Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Amerika Latin.
Ia mengatakan, komitmen tersebut sejalan dengan klaim perusahaan untuk menciptakan masa depan pangan aman dan berkelanjutan yang memiliki dampak positif. Termasuk menjadikan kesehatan dan kesejahteraan hewan sebagai prioritas di seluruh rantai pasokannya.
Namun menurut Angelina Pane, perusahaan tersebut belum juga memperluas komitmen kebijakan bebas kandang baterai untuk pasokan telurnya di Indonesia dan pasar Asia lainnya.
“Hal ini menunjukkan bahwa McDonald’s sepertinya tidak benar-benar serius mengatasi persoalan peningkatan kesejahteraan hewan yang diklaim sebagai prioritas dan telah membedakan standarnya untuk konsumen di Indonesia dan negara-negara Asia lain,” ujar Angelina Pane.
Ia menegaskan, sistem kandang baterai telah dilarang di banyak negara karena permasalahan kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat. Kandang baterai memaksa ayam-ayam terkurung berjejalan dalam kerangkeng sempit yang hanya seukuran selembar kertas A4.
Akibatnya, lanjutnya, para ayam mengalami tekanan fisik dan psikologis yang luar biasa sepanjang hidup mereka. Mereka menderita stres karena tidak dapat mengekspresikan perilaku alami. Sangat rentan mengalami berbagai penderitaan fisik seperti risiko patah tulang, kerontokan bulu dan infeksi pernapasan yang menyebabkan kebutaan.
“Salah satu penelitian penting terkait keamanan pangan yang dilakukan oleh Otoritas Keamanan Pangan Eropa menunjukkan bahwa telur yang berasal dari peternakan bebas kandang baterai memiliki risiko lebih rendah terkontaminasi bakteri salmonella dibandingkan dengan telur dari kandang baterai,” papar Angelina Pane.
Dalam lamannya, McDonalds’s Indonesia mengklaim bahwa mereka selalu menerapkan 5 Prinsip Kesehatan dan Kebebasan Hewan di semua peternakannya.
“Tanpa komitmen bebas kandang baterai, bagaimana mungkin prinsip-prinsip penting kebebasan hewan seperti kebebasan untuk mengekspresikan perilaku alamiah bisa terpenuhi di peternakan-peternakan McDonald’s Indonesia,” tukas Angelina.
“Lalu, bagaimana dengan fokusMcDonald’s untuk menciptakan masa depan pangan yang aman dan berkelanjutan diterapkan bagi konsumennya di Indonesia?” sambungnya mempertanyakan.
Pihaknya berharap menyambut pergantian tahun, kampanye terhadap McDonald’s Indonesia dan penyadartahuan konsumen yang dilakukan AFJ ini diharapkan dapat membawa perubahan positif untuk tahun yang baru.
AFJ juga mendorong masyarakat untuk menandatangani petisi yang tertera diinstalasi videotron, billboard dan karya mural dan meminta McDonald’s segera berkomitmen untuk bebas kandang baterai di Indonesia dengan mengunjungi Change.org/McDonalds_Indonesia.(PR/01)