TEL AVIV, SUDUTPANDANG.ID – Situs surat kabar ekonomi Israel, Calcalist hari Minggu (21/1/2024) melaporkan saat ini Israel sedang menyaksikan bencana ekonomi besar yang terjadi di bawah bayang-bayang perang dan menempatkannya di ambang keruntuhan.
Berdasarkan laporan yang disusun melalui pemantauan aktivitas komersial dan tingkat pengangguran di 20 kota berbeda di Israel sejak awal perang, yaitu mulai 7 Oktober 2023, kota Eilat, Tiberias dan Nahariya mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Tingkat rata-rata pengangguran di satu sisi dan peningkatan kerugian finansial Israel menunjukkan kondisi yang mengkhwatirkan.
Calcalist menekankan bahwa kerugian terbesar diderita oleh pemukiman yang dievakuasi, terutama di Kiryat Shemona dan Sderot, yang mengalami penurunan rata-rata penggunaan kartu kredit sebesar 70 persen antara bulan November dan Desember 2023.
Sementara itu, pukulan ekonomi terbesar dialami oleh kota Eilat, dimana rata-rata pengangguran meningkat tiga kali lipat dari 2,7% pada bulan September menjadi 8,9% pada bulan Desember, dan 30% dari volume penggunaan kartu kredit juga berkurang signifikan di kota ini.
Menurut laporan tersebut, Tiberias di wilayah utara pendudukanjuga mengalami peningkatan rata-rata pengangguran dari 5 persen pada bulan September menjadi 8,5 persen pada bulan Desember.
Para ahli mengatakan kepada surat kabar ekonomi Israel Calcalist bahwa kerugian yang dialami kota-kota seperti Quds dan Tel Aviv lebih dari rata-rata.
Di Tel Aviv, rata-rata pengangguran telah mencapai 5,3 persen, sementara kota ini juga mengalami penurunan penggunaan kartu kredit dibandingkan dengan tahun lalu. November lalu, sebesar 30 persen.
Menurut laporan ini, rata-rata pengangguran di Quds naik dari 3,4% sebelum dimulainya operasi badai Al-Aqsa menjadi 7% di bulan November, dan penggunaan kartu kredit menurun sebesar 7% di bulan November dan 10% di bulan Desember 2023.
Sumber: parstoday/06