Potensi Talenta Spesifik Anak Autis Digali Dalam Bedah Buku “Individul Autistik”

Flyer seminar dan bedah buku "Individual Autistik" karya dr Andreas Harry Lilisantosa, Sp.S(K). FOTO: HO-panpel seminar

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Guna menggali potensi spesifik anak autis, dokter ahli penyakit saraf (neurolog) klinisi Indonesia, dr Andreas Harry Lilisantosa, Sp.S(K) dengan pengalaman 40 tahun pengalaman di Tanah Air dan internasional, pada Kamis (18/12/2025) akan melakukan bedah buku dan seminar atas buku karyanya berjudul “Individual Autistik”.

Dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Rabu (17/12), panitia penyelenggara menjelaskan bahwa banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak autis memiliki pola kekuatan, minat khusus, dan potensi luar biasa yang bisa muncul sejak usia sangat dini.

“Namun, talenta itu hanya bisa berkembang jika orang tua tahu cara mengenalinya,” dalam pernyataan itu .

Seminar itu — yang bakal digelar secara hibrida, yakni secara langsung di Jambu Luwuk Thamrin Hotel, Menteng, Jakarta Pusat dan secara daring (online) itu — pada Kamis (17/12) sore pukul 15.00 – 18.00 WIB itu akan memberikan wawasan yang dapat mengubah cara orang tua mendampingi anak, dari hanya mengenali gejala menjadi mendukung kekuatan alami mereka.

BACA JUGA  Buku Pengacara Ini Dikagumi Yusril Ihza Mahendra, Ini Alasannya

Bagi masyarakat yang berkeinginan mengikuti kegiatan tersebut bisa melakukan pendaftaran kepada panitia melalui Nomor WhatsApp (WA) 0857-1453-0796, termasuk bagi yang ingin membeli buku tersebut.

Panitia seminar berharap semoga seminar dana bedah buku ini menjadi langkah baru untuk membantu anak-anak dengan autis dapat berkembang sesuai talentanya.

Sebelumnya, usai “soft launching” buku itu di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta, Kamis (11/5/2023), Andreas Harry menjelaskan bahwa buku “Individual Autistik” ini membahas penyebab, karakteristik, dan petunjuk menangani anak spesial dan panduan untuk orang dewasa dengan spektrum autistik.

Lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta pada tahun 1984 dan melanjutkan pendidikan ahli saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur dan lulus pada tahun 1992 itu menjelaskan bahwa buku tersebut memberi semacam peta jalan dalam memahami autisme secara holistik dari hulu ke hilir.

BACA JUGA  Kodim 0501/JP Gelar Tradisi Korp Raport Sambut Prajurit Baru

Ayah tiga putri –- yang semuanya kini juga dokter spesialis –- itu menemukan sindrom autistik pada putri bungsunya, Martini Lilisantosa, yang saat ini adalah dokter spesialis radiologi, sejak usia di bawah lima tahun (balita).

“Mulai saat itu, saya giat menekuni serta menyebarluaskan pemahaman autisme bagi publik,” demikian Andreas Harry. (Red/02)