SURABAYA-JATIM, SUDUTPANDANG.ID – Empat “debt collector” BCA Finance akhirnya meminta maaf usai melakukan aksi “gila” premanisme berupa penarikan sebuah unit mobil jenis Suzuki Ertiga, yang dilakukan di komplek militer, tepatnya di Markas Kodam V/Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur pada Selasa (8/4/2025), beberapa hari lalu.
Dalam keterangan yang dihimpun di Surabaya, Sabtu (12/4) disebutkan tidak berselang lama, beredar video keempat debt collector tersebut menyampaikan permohonan maaf atas aksi perampasan yang dilakukan oleh mereka.
Aksi itupun viral di media sosial dan mendapat banyak komentar negatif dari netizen.
Permohonan maaf itu disampaikan oleh Stefanus Pale alias Steven Morgan, dengan didampingi beberapa rekannya yang kala itu melakukan aksi perampasan secara arogan.
Dalam video itu, Stefanus Pale memohon permintaan maaf kepada Pangdam V/Brawijaya, sekaligus Danpomdam V/Brawijaya atas aksi premanisme yang dilakukannya di komplek Kodam Brawijaya beberapa hari lalu itu.
“Kami berempat menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya. Yang berikutnya, permohonan maaf kepada bapak Mayor (Cpm) Juni, yang saat ini juga disebut-sebut sebagai bekingan kami, dan memfasilitasi kami untuk kami beraksi maupun kegiatan di Kodam Brawijaya. Pada kesempatan ini, kami berempat menyampaikan, informasi yang beredar tersebut adalah bohong (hoak) dan itu tidak benar,” aku Stefanus dalam video permohonan maaf berdurasi 3 menit 46 detik tersebut.
Dalam video permohonan maaf itu, Stefanus juga berjanji untuk tak mengulangi aksi premanismenya di kemudian hari.
“Sebagai pernyataan sikap kami, saya dan teman-teman menyampaikan adalah kegiatan terakhir kami, dan kami tidak akan mengulangi lagi kegiatan tersebut di wilayah Kodam V/Brawijaya ataupun di Kodam-Kodam lain di seluruh Indonesia,” kata dia.
Beberapa hari lalu, tepatnya pada Selasa (8/4) sore, terjadi aksi perampasan yang dilakukan oleh debt collector BCA Finance di Jalan Kesatriyan terhadap kendaraan jenis Suzuki Ertiga yang dikemudikan oleh anggota TNI.
Bahkan ironisnya lagi, aksi keempat debt collector itu menimbulkan kegaduhan, hingga mencatut nama salah seorang perwira polisi militer yang disebut-sebut telah menjadi bekingnya.
Ternyata, dalam video permohonan maafnya tersebut, Stefanus Pale ternyata berbohong jika dirinya telah berkoordinasi dalam menjalankan aksi premanismenya bersama rekan-rekan debt collector. (ACZ/02)