Tri Indroyono
Berita  

Rayakan 20 Tahun Diplomasi Budaya Republik Korea, ASEAN Gallery Jakarta Terima Donasi 15 Karya Seni

Dok.Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pada tahun ini, acara KOONNECT ASEAN diadakan sebagai perayaan 20 tahun diplomasi budaya antara ASEAN (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) dan Republik Korea (Korea Selatan).

KOONNECT ASEAN dimulai pada tahun 2020, dengan tujuan menguatkan hubungan antara Republik Korea dan ASEAN.

Kemenkumham Bali

Sejak itu KOONNECT ASEAN sudah berkontribusi dalam beberapa kegiatan seperti pameran, konferensi, workshop, dan educational outreach baik secara fisik maupun digital.

Acara yang berlangsung di Sekretariat ASEAN, Jakarta (16/10) memiliki agenda yaitu, penyerahan secara simbolis 15 karya seni dari KONNECT ASEAN Chiang Mai Print Residency di Thailand dan KONNECT ASEAN Artists Residency Programme (KAARP) kepada ASEAN Gallery.

Sepanjang KOONNECT ASEAN, artis dipilih dengan cara yang berbeda-beda.

BACA JUGA  Kejuaraan Dunia Panjat Tebing di Indonesia Berlangsung Sukses

Untuk artis Republik Korea dibuka open hall dimana semua artis dapat mengajukan diri dan akan dipilih oleh komite pemilihan karya seni.

Sedangkan ASEAN artis, KOONNECT ASEAN akan meminta Kementerian Kebudayaan dari negara tersebut untuk menyerahkan nama untuk mengikuti program ini.

Seperti Korea, Jakarta juga menggunakan open hall dan mendaftarkan karya sang artis tidak bisa maju seorang diri.

Namun harus mencari partner dari Korea, untuk bekerja sama membuat karya yang akan diserahkan.

Di tahun 2023, karya gabungan antara artis asal Indonesia, Catherine Oslo dan Eunji Cho dari Republik Korea terpilih seniman yang mewakili ASEAN dan ROK (Republic of Korea).

“Join KAARP, menurut saya itu merupakan kesempatan yang luar biasa kesempatan yang luar biasa ya,” kata Catherine Oslo.

BACA JUGA  Bawa Rombongan Anak TK, Bus Terbakar di Tol Jatinegara

“Karena karya yang diikuti itu hanya satu, jadi kita mendiskusikan dulu lalu kita pilih apa yang ingin kita masukan. Jadi dalam case ini, ketika semua orang memiliki masa kecil yang selalu kita ingat.”

“Jadi dari situ track down, ternyata kita punya background (masa kanak-kanak) yang mirip-mirip karena kita sesama negara Asia,” jelas Catherine bagaimana dirinya dan Eunji membuat karya kolaborasi mereka.

“Setelah terkumpul itu (ide), kita langsung bekerja di bidangnya masing-masing. Aku lebih nyaman di wood carving (ukiran kayu), sedangkan dia (Eunji) lebih ke menggambar, painting,” lanjutnya.

Karya yang diciptakan oleh Catherine dan Eunji adalah potret seorang anak perempuan.
Seni instalasi yang memakan waktu satu bulan ini, mencerminkan kilas balik masa kecil yang pernah dialami keduanya seperti permainan, jajanan masa kecil, rumah dan lainnya.(03/JP)