Rocky Gerung Kritisi Presidential Threshold

Rocky Gerung (Foto:Her SP)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Rocky Gerung mengkritisi soal adanya ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold sebesar 20 persen pada Pemilu 2024. Menurut Rocky, pesta demokrasi 5 tahunan ini, hanya akan menjadi pertempuran bagi para oligarki berebut politikus untuk dijadikan hewan ternak.

Pandangan tersebut disampaikan Rocky dalam diskusi bertajuk ‘Memprediksi Kemunculan Capres ala Pembagian Wilayah Penangan Covid’, Jumat (15/10/2021).

Kemenkumham Bali

“Kalau saya buat deskripsi per hari ini, kita tahu 2024 itu semacam kandang oligarki beternak politisi,” ujar Rocky.

Ia menyebut para oligarki menjadikan hal itu dalam forum formal.

Menurut Rocky, hal itu bisa sangat terbaca salah satunya dari adanya ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold sebesar 20 persen.

“Sudah dikunci itu, yang boleh diternakkan cuma mereka yang punya tiket oleh partai politik. Jadi sudah dikunci di situ,” sebutnya.

Ia juga mengatakan, hal itu semakin diperburuk dengan adanya pandemi covid-19 yang dinilainya akan memagari suara-suara kritis publik.

“Jadi kita lihat bahwa pemilu nanti di 2024, itu jadi ruang tertutup tempat black market of oligarki beroperasi. Black market of politics beroperasi. Disitu akan beroperasi OTT, operasi tukar tambah,” katanya.

“Jadi dari posisi itu, kita tahu bahwa gak akan ada yang berubah. Karena itu kita upayakan dari sekarang supaya PT itu dibatalkan, kita upayakan supaya omnibus law itu dilenyapkan. Kita upayakan agar Covid itu jangan dipolitisir,” papar Rocky.(heruli)

BACA JUGA  PKB Konsisten Tolak Pemilu Tertutup

Tinggalkan Balasan