Rupiah Melemah Lawan Dolar AS, Ini Penyebabnya

Rupiah melemah lawan dolar AS
Ilustrasi: Pekerja menghitung uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta. FOTO:dok.Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Rupiah melemah lawan dolar AS pada hari ini, Selasa (20/6/20233). Nilai tukar (kurs) rupiah antarbank di Jakarta tercatat Rp14.994 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.940 per dolar AS. Melemah 0,36 persen atau 54 poin.

Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong mengatakan, rupiah melemah lawan dolar AS lantaran adanya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi China dan prospek suku bunga bank sentral AS, The Fed.

Kemenkumham Bali

“Seperti yang diperkirakan, China tadi pagi menurunkan suku bunga pinjaman sebesar 10 bps untuk merespons perlambatan ekonomi,” ujar Lukman Leong dilansir dari Antara di Jakarta, Selasa (20/6).

Menurut Lukman, perlambatan ekonomi China disebabkan permintaan domestik dan global yang masih lemah (ekspor dan impor). Pada Minggu (18/6), Goldman Sach menurunkan cukup besar proyeksi pertumbuhan China.

BACA JUGA  Donald Trump Kembali Tuduh China Penyebab Wabah Corona

“Sentimen ini bisa bertahan cukup lama mengingat China adalah ekonomi terbesar di Asia dan kedua di dunia. (Namun), pasar tentunya telah mengantisipasinya, kecuali memburuk. Hal ini akan terus menjadi perhatian investor,” jelasnya.

Meninjau sentimen dari Amerika Serikat (AS), investor masih menantikan penjelasan Ketua The Fed Jerome Powell di depan kongres AS pada Kamis (22/6).

“Powell diharapkan memberikan penjelasan kebijakan suku bunga The Fed ke depan, mengingat pada FOMC (Federal Open Market Committee) minggu lalu mengisyaratkan akan ada dua kali kenaikan suku bunga hingga akhir tahun,” ungkap Lukman.

Ia menyebut jika ada kenaikan suku bunga, menjadi berat bagi rupiah mengingat Bank Indonesia (BI) sudah mulai berencana menurunkan suku bunga.

BACA JUGA  Badan Geologi: Aktivitas Gempa Gunung Slamet di Jateng Meningkat

”Apabila ini terjadi maka divergensi kebijakan suku bunga antara BI dan The Fed akan menekan rupiah. Tanpa menurunkan suku bunga pun, suku bunga BI akan sama dengan The Fed yang apabila menaikkannya dua kali,” pungkasnya.(Ant/01)