“Satu dekade menjaga perjalanan Sudut Pandang bukan hanya tentang bertahan, tapi juga tentang terus belajar, beradaptasi, dan berkontribusi pada ruang publik yang sehat dan bermakna.”
Oleh Umi Sjarifah – Pemimpin Redaksi Majalah Sudut Pandang
Memulai karier jurnalistik pada tahun 1996, tepat selepas lulus kuliah dan sebelum era Reformasi 1998, saya memasuki dunia yang penuh tantangan dan dinamika. Saat itu, kebebasan pers belum sepenuhnya terbuka, dan menjadi jurnalis perempuan bukanlah hal yang mudah. Saya memulai langkah pertama di kantor media yang dipimpin oleh perempuan tangguh bernama Nuriana Manurung.
Dalam masa itu, kami bekerja dengan mesin tik. Belum ada internet, belum ada email, dan apalagi kecanggihan AI yang kini membantu banyak hal. Setiap naskah harus diketik dengan teliti, diperiksa berulang kali, dan dikirim secara manual. Proses yang melelahkan, tapi di balik itu kami belajar tentang kesabaran, ketelitian, dan dedikasi.
Di bawah bimbingan Ibu Nuriana, saya pertama kali ditugaskan meliput aktivitas di DPR RI, sebuah arena politik yang penuh intrik dan dinamika. Namun kemudian saya menemukan panggilan saya di bidang hukum meliput persidangan, kejaksaan, ruang pengadilan, bertemu hakim, jaksa, pengacara. Dari sana, saya belajar bahwa jurnalisme harus menjadi pengawal keadilan.
Dengan pengalaman panjang itulah, saya mendirikan Majalah Sudut Pandang di bawah naungan PT Majalah Sudut Pandang, dan kini kami telah melewati satu dekade perjalanan. Majalah ini hadir sebagai ruang untuk menyuarakan cerita yang sering luput dari perhatian media arus utama, terutama dalam ranah hukum.
Dari majalah cetak, kami terus berinovasi dengan meluncurkan platform digital, Sudutpandang.id, yang bersama majalah cetak telah resmi terverifikasi oleh Dewan Pers. Ini menjadi bukti komitmen kami terhadap profesionalisme, integritas, dan etika jurnalistik.
Semangat jurnalisme jangan pernah padam. Saya percaya bahwa media yang berani dan jujur adalah pondasi penting dalam memperjuangkan keadilan di tengah derasnya arus informasi dan disrupsi teknologi.
Satu dekade menjaga perjalanan Sudut Pandang bukan hanya tentang bertahan, tapi juga tentang terus belajar, beradaptasi, dan berkontribusi pada ruang publik yang sehat dan bermakna. Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Nuriana Manurung yang telah menjadi inspirasi, kepada seluruh tim Sudut Pandang yang berdedikasi, serta para pembaca dan mitra yang setia bersama kami.
Selamat ulang tahun ke-10, Sudut Pandang. Mari kita terus menjaga suara dan sudut pandang kita, sebagai jurnalis, sebagai advokat, dan sebagai insan yang percaya pada kekuatan kata dan kebenaran.(*)