MAKASSAR, SUDUTPANDANG.ID – Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan menyatakan bahwa kegiatan Makassar Islamic Fair (MIF) 2024 merupakan momentum yang bertujuan mempopulerkan sistem ekonomi syariah di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pandangan tersebut disampaikan Sekjen MUI saat berbicara di sela kegiatan MIF di Makassar, Sulsel, Kamis (1/8/2024).
Buya Amirsyah mengatakan, kegiatan semacam MIF ini bisa dirancang dengan melibatkan semua Ormas Islam. Hal ini bertujuan agar mereka lebih kreatif dalam menarik perhatian Generasi Alfa, Generasi Z, dan Milenial terhadap sistem ekonomi syariah.
Ia juga mengajak masyarakat untuk memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Halal yang juga dijunjung tinggi dalam praktik sistem ekonomi syariah.
MIF 2024 itu sendiri dimulai pada 31 Juli dan akan berakhir pada 26 Agustus 2024. Pembukaannya berlangsung di Wisma Negara dan Komplek Masjid Asmaul Husna 99 Kubah, Center Point of Indonesia (CPI) Makassar.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) yang diwakili Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK RI Prof. Warsito, PhD.
Hadir sejumlah tokoh penting Makassar seperti Walikota Makassar, Plt. Gubernur Sulsel dan Ketua Umum MUI Sulsel dan undangan lainnya.
Setidaknya ada tiga kegiatan pokok dihadirkan pada MIF 2024, yaitu Tasyakur Milad MUI ke-49 dengan tema “MUI berkhitmad untuk Kemaslahatan Umat dan Keharmonisan Bangsa”, pameran kuliner halal, dan tabligh akbar.
Sekjen MUI sebelumnya dalam pidato Milad MUI ke-49 yang dirangkaikan dengan acara pembukaan MIF 2024 menegaskan bahwa MUI terus berikhtiar melakukan dua tugas dan tanggung jawab secara bersamaan.
“Pertama, melayani umat (khodimul ummah) dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, sebagian mitra pemerintah (sodiqul hukumah) untuk melakukan penguatan tanggungjawab kebangsaan (mas’uliyah wathaniyah),” terangnya.
Ia menyatakan MUI siap mendukung kebijakan pemerintah untuk mensejahterakan rakyat. Sebaliknya, jika ada kebijakan yang tidak sejalan dengan prinsip konstitusi seperti mengkhianati konstitusi, maka MUI akan mengingatkan pemerintah.
Buya Amirsyah pun mengajak semua komponen bangsa untuk mendukung visi MUI, yakni mengupayakan terbentuknya masyarakat utama (khairu ummah) menuju negara yang baik dan penuh ampunan (Baldatun thoyibatun wa rabbun ghofur).
“Adapun misinya, pertama adalah menggerakkan kepemimpinan kelembagaan MUI bersama Ormas dan lembaga lainnya untuk menjadi contoh yang baik (uswah hasanah),” ujarnya.
Kedua, lanjutnya, melaksanakan dakwah “amar makruf nahi munkar” secara konsisten; ketiga, memperkuat ukhuwah sesama umat Islam (ukhuwah Islamiyah), ukhuwah sesama manusia (ukhuwah insaniyah), dan ukhuwah kebangsaan (ukhuwah wathaniyah).
Pada bagian lain, Sekjen MUI mengapresiasi kepada Panitia Expo MIF yang telah menghadirkan job fair atas kerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sulsel.
MIF 2024 juga menghadirkan tiga program, yaitu Akselerasi Pengembangan Ekonomi Syariah yang dinamai Garda Appisara, Gerakan Penanggulangan Penyakit Sosial dengan nama Garda Arena Sial, dan Gerakan Anti Mubazir dan Makan Minum berlebihan yang disingkat Garda Makmun.
Dalam kaitan ini Ketua Panitia MIF 2024 Prof. Mustari Busro menyampaikan Program Garda Makmun dapat menjadi solusi untuk mengatasi kebiasaan membuang-buang makanan.
“Kita juga membiasakan diri mengkonsumsi makanan yang halal dan baik (thoyib),” pungkasnya.(01)