Sunda Empire, Benarkah Kata Ridwan Kamil Hanya Sekumpulan Orang Stres?

Sunda Empire
Sunda Empire/suara.com

“Karena letaknya pada teritorial Indonesia, bagian terpenting di dalamnya Atlantik di mana Atlantik memangku tatanan proses pemerintahannya, ditata 75 tahun yang lalu, adalah Vatikan. Roma yang dapat tugas, sekarang sudah ditarik ke Bandung. Sehingga tatanan pemerintahan keseluruhan yang ada di atas bumi akan dimulai proses perjalanan di Bandung,” ujar pria yang ditulis bernama HRH Rangga.

Anda paham dengan kalimat dalam kutipan di atas? Baca saja, jangan berusaha untuk paham, karena mungkin saja kita bisa bingung, termenung sekian detik lalu bisa saja percaya. Waduh..!

Kemenkumham Bali

Supaya lebih lengkap informasinya, kesimpulan dari kutipan tersebut adalah sebagai berikut.

Saat ini sistem pemerintahan di dunia akan dikontrol di Bandung. Sebab, hal ini mengacu pada teritorial Indonesia. Pusing lagi? Sambutlah Sunda Empire..!

Setelah heboh dengan cerita Keraton Agung Sejagat di Purworejo, kali ini cerita yang tak kalah heboh datang dari Jawa Barat, yaitu Sunda Empire.

Cerita ini viral setelah salah satu tayangan dari akun YouTube bernama Alliance Press International berupa wawancara dengan salah satu petinggi di kelompok itu bernama HRH Rangga tersebar luas.

Sunda Empire
Sunda Empire/ayobandung

Seperti Kraton Agung Sejagat, pria tersebut juga berseragam dengan topi flat cap biru muda mirip seragam militer, meski dalam penjelasannya dikatakan sebagai “Sunda Empire-Earth Empire: atau sebuah kekaisaran matahari.

Secara struktur dikatakan bahwa kekaisaran itu berada di bawah pimpinan perdana menteri dunia atau Grand Prime Minister. Di bawahnya, ada Gubernur Jenderal yang memimpin Sunda Nusantara.

Seperti Kraton Agung Sejagat, terlihat dari foto-foto yang tersebut, Sunda Empire ini juga sudah memiliki pendukung yang cukup banya. Bahkan beberapa orang pengikutnya, tak merasa midner untuk menggunakan seragam dan memosting kegiatan mereka di media sosial.

Ya, memang kedengaran gila. Beberapa pejabat teras Jawa Barat pun akhirnya ikut berkomentar. Ridwan Kamil salah satunya. Gubernur Jawa Barat ini mengatakan bahwa ini kerjaan dari orang stress dengan ilusi yang di luar akar sehat.

RK
Gubernur Jabar Ridwan Kamil/ayobandung

“Ini banyak orang stres di Republik ini. Banyak menciptakan ilusi-ilusi yang sering kali romantisme-romantisme sejarah ini, ternyata ada orang yang percaya juga jadi pengikutnya,” tutur Kang Emil.

Kelompok ini juga mengaku telah terafiliasi dalam 54 negara, dengan pimpinan yang disebut sebagai Gubjen Eropa alias The King of King.

Emil lantas meminta warga untuk mengedepankan akal sehat dalam merespon kegiatan-kegiatan di sekelilingnya, agar jangan ikut-ikutan dalam ilusi yang tak jelas dimengerti.

“Fokus kita gunakan rasio dalam berkehidupan. Jangan percaya terhadap hal-hal yang tidak masuk akal sehat,” tambah Emil.

Sunda Empire
Sunda Empire/ayobandung

Selain Kang Emil, Wali Kota Bandung Oded M Danial juga memberikan komentar, meski komentar Oded terdengar lebih santai. Kang Oded hanya menganggap ini sebagai dinamika sosial budaya. Meski demikian ia berharap kelompok ini jangan membuat gaduh.

“Kalau ada dinamika sosial budaya seperti itu, bagi saya sebagai kepala daerah yang terpenting siapapun, saya berharap jangan membuat kegaduhan,” ucap Oded di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Jumat (17/1/2020).

Ia juga meminta pihak Kesbangpol untuk menelusuti gerakan ini, apalagi Sunda Empire tidak terdaftar secara resmi di Bandung.

Bukan hanya kesbangpol, pihak kepolisian juga ikut menyelidiki keberadaan organisasi ini, sehingga dapat menemukan motif di balik gerakan ini.

Ada Apa di Balik Fenomena Sunda Empire?

Sunda Empire
Salah satu tokoh Sunda Empire/facebook

Ada apa dibalik fenomena Sunda Empire ini? Sama seperti Kraton Agung Sejagat beberapa pengamat menilai bisa saja dijadikan lahan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.

Salah satunya yang menyatakan ini adalah Guru Besar Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Sunyoto Usman.

Prof. Sunyoto Usman
Guru Besar Sosiologi UGM Prof. Sunyoto Usman/ugm.ac.id

Usman mengatakan bahwa semua gerakan ini berangkat atas dasar motifasi penipuan semata. “Iya, penipuan dengan memanfaatkan ikatan emosional berbasis adat. (Korban) Dijanjikan memperoleh keuntungan materi dengan manipulasi adat,” kata Usman.

Menyedihkan karena meskipun nampak seperti kisah sejarah, namun diisi konten yang tak masuk akal, namun dipercaya banyak orang. Kita akan menunggu bagaimana hasil penyeldikan nantinya, apakah benar motif penipuan, atau jangan sampai seperti dugaan beberapa pihak ada settingan dengan tujuan politik yang dibidik. Bisa salah, bisa benar.

Jika kedua dugaan ini tidak mendapatkan bukti yang cukup, maka dugaan Kang Emil bisa saja benar. Orang-orang ini hanya orang-orang stress dalam kehidupan dan ingin berilusi sejenak di dalam pikiran mereka.(*)

Sumber: kompasiana

BACA JUGA  Problematika Penerapan Metaverse di Indonesia

Tinggalkan Balasan